KABUPATEN BLITAR – Siapa bilang praktek kerja lapangan (PKL) hanya diperuntukkan bagi siswa sekolah formal. Kegiatan ini, juga justru jadi agenda wajib bagi santri Pondok Pesantren (Ponpes) Bustanul Muta’allimin di setiap bulan suci Ramadan.
PKL yang dilaksanakan oleh santri di ponpes yang berlokasi di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kepanjenkidul ini terbilang unik. Puluhan santri dikirim ke berbagai wilayah pelosok di Kabupaten Blitar. Tujuannya, sebagai bahan ajar bagi santri agar bisa menularkan ilmu agama kepada masyarakat.
Selain itu, agenda ini juga bertujuan untuk mengajak masyarajat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah di bulan suci ini. “Ada 79 santri yang diberangkatkan untuk PKL ke wilayah Blitar selatan. Tepatnya, sejak 31 Maret lalu,” kata pengurus Ponpes Bustanul Muta’allimin, Khasanatur Rohmah.
Santri yang dikirim untuk melaksanakan PKL adalah mereka yang sedang duduk di tingkat ke-6 pendidikan diniyah. Perlu diketahui, ada tujuh tingkatan dalam sistem pendidikan di lembaga ponpes. Pertama, tingkat persiapan, tingkat pertama, dan berlanjut hingga tingkat akhir atau tingkat ke-6. “Hanya santri tingkat akhir yang dikirim untuk PKL. Itu juga merupakan salah satu syarat kelulusan,” ungkapnya.
Ramadan tahun ini, Kecamatan Wonotirto dipilih menjadi tempat dilaksanakannya PKL. Dua desa di kecamatan tersebut disasar oleh para santri untuk dijadikan tempat mensyiarkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. “Untuk santri putri dikirim ke Desa Ngeni. Lalu, santri putra dikirim ke Desa Ngadipuro,” ujarnya.
Di sana (tempat PKL, Red), jelas Rohmah, para santri akan bertugas sebagai pengajar Al-Quran, mengisi kajian kultum subuh, imam salat tarawih, hingga mengisi kegiatan pondok Ramadan di lembaga sekolah formal. “Lalu, para santri juga akan berperan sebagi remaja masjid atau musala di masing-masing wilayah tugasnya,” jelas wanita 28 tahun ini.
Melalui PKL ini, pihak ponpes berharap agar para santri bisa banyak berbagi ilmu keagamaan kepada masyarakat. Selain itu, kegiatan positif ini disebut bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih memaknai Ramadan dengan memperbanyak pahala. “Karena kami menilai perlu untuk berbagi ilmu kepada masyarakat di wilayah pelosok. Khususnya di bulan suci ini,” pungkasnya. (dit/ady)