TRENGGALEK – Nasib Paviliun Yudistira RSUD dr Soedomo tamat. Setelah 19 tahun melayani, akhirnya delapan dari 11 ruangan di bangunan yang berada di sayap kanan rumah sakit pelat merah ini akhirnya dialihfungsikan jadi gudang. Alhasil ini berpotensi mengurangi pendapatan rumah sakit pelat merah ini.
Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Trenggalek Sukarodin menyayangkan tindakan pihak RS yang sengaja mengalihfungsikan Paviliun Yudistira untuk gudang. Padahal, paviliun itu dulu sempat menjadi tempat rawat inap favorit bagi penjenguk, karena tempatnya yang dekat dengan pintu masuk. “Paviliun itu lokasinya strategis. Di situ mudah terjangkau oleh pasien. Jadi, kalau dipakai gudang ‘kan sayang,” ungkapnya, kemarin (6/6).
Lebih lanjut, Paviliun Yudistira terdiri dari 11 ruangan dan dapat menampung sebelas pasien. Menurut Sukarodin, ketika pihak RS mengalihfungsikan paviliun menjadi gudang, maka konsekuensinya menyebabkan potensi pendapatan menjadi nol. “Penghasilan dari fasilitas kesehatan (faskes) paviliun menjadi tidak ada,” imbuhnya.
Melihat kondisi tersebut, Komisi IV pun memberikan penekanan ke pihak manajemen RSUD dr Soedomo agar mengembalikan fungsi Paviliun Yudistira seperti semula. Baik pelayanan rawat inap atau jalan. “Melihat ruangannya, mungkin dikembalikan untuk rawat inap. Tapi kalau bisa untuk rawat jalan, itu sih mangga (silahkan, Red),” ujarnya.
Namun wacana pengembalian fungsi paviliun bukan hal yang mudah. Komisi IV pun menyadari bahwa RSUD tidak punya gudang yang memadai. Untuk itu, Sukarodin mengaku, pihak RSUD agar mengalokasikan anggaran untuk pengadaan gudang. “Memang harus bikin gudang dulu, agar barang-barang yang berada di paviliun bisa dipindahkan. Mengapa, jika paviliun difungsikan kemudian belum punya gudang. Maka, nanti bingung lagi barang-barangnya akan ditaruh dimana,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD dr Soedomo dr Mokh. Rofiq Hindiono mengaku, sudah memiliki rencana untuk mengembalikan fungsi paviliun untuk pelayanan pasien. “Itu kebijakan manajemen lama (digunakan untuk gudang, Red). Kini, kita sudah merencanakan pengadaan gudang untuk memindahkan barang-barang tersebut, kemudian paviliun kita renovasi,” ungkapnya.
Senada diungkapkan Humas RSUD dr Soedomo Sujiono. Menurutnya, Paviliun Yudistira sudah tak lagi berfungsi untuk pelayanan rawat inap sejak 2003. Dari 11 ruangan, ada tiga ruangan yang berfungsi sebagai poliklinik paru-paru. “Sarpras tak memenuhi syarat RS. Mulai, sistem pembuangan limbah tidak berstandar, kemudian sering ada komplain pasien soal atap bocor atau WC macet,” ungkapnya.
Kondisi sarpras paviliun yang parah, kemudian pihak manajemen RS yang lama membangun Gedung Graha sebagai tempat paviliun yang baru (berfungsi sampai kini, Red). Untuk itu, kata Sujiono, paviliun yang lama tak lagi untuk pelayanan, sehingga pihak manajemen memanfaatkannya untuk gudang. “Dulu memang sempat menjadi ruang yang representatif. Tapi berjalannya waktu, ternyata sarpras banyak yang rusak. Dan daripada muspro, kami gunakan sebagai gudang, karena kami belum punya gudang yang memadai,” jelasnya.
Menyinggung saran dari wakil rakyat, Sujiono mengaku, menyetujui saran komisi IV untuk mengembalikan fungsi Paviliun Yudistira kembali seperti semula. Namun, hal itu belum bisa dilakukan dalam waktu dekat, karena memerlukan anggaran yang besar untuk perbaikan sarpras atau pembangunan gudang. “Kita belum ada rencana pengadaan gudang barang berstandarisasi pada 2022. Tapi, kalau PAK ada perubahan anggaran, kami belum tahu,” tutupnya. (tra/rka)