TULUNGAGUNG – Desas-desus pemberian bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng (migor) kepada masyarakat masih menunggu kepastian. Pasalnya, sampai kini Dinas Sosial (Dinsos) Tulungagung belum mendapatkan surat resmi dari Kementerian Sosial (Kemensos) mengenai hal tersebut.
Kepala Dinsos Tulungagung, Suyanto melalui Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial, Taufik Priyadi mengatakan, terkait dengan BLT migor yang disampaikan Presiden Joko Widodo, sampai saat ini pihaknya masih menunggu petunjuk teknis dari Kemensos.
Untuk target BLT migor ini, sebut dia, adalah keluarga penerima bantuan pangan nontunai (BPNT), program keluarga harapan (PKH), dan pedagang kaki lima (PKL) yang menjual makanan gorengan. Namun untuk jenis bantuan yang akan diterimakan kepada KPM ataupun PKL, pihaknya belum dapat memastikan baik waktu ataupun jenisnya yaitu tunai ataupun berbentuk migor.
“Untuk kelompok penerima manfaat (KPM) PKH di Tulungagung berjumlah 42.812 dan untuk KPM BPNT sebanyak 83.563. Namun, jika nanti sudah ada surat resmi masuk mengenai pencairan ini yang akan dituju adalah KPM BPNT karena di dalamnya sudah termasuk KPM PKH,” katanya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga masih menunggu petunjuk untuk PKL yang menjual makanan gorengan ini. Rencananya untuk PKL tersebut akan dikoordinasikan dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait guna memberi data tentang jumlah PKL yang ada di Tulungagung. Itu dilakukan karena Dinsos Tulungagung tidak memiliki data pasti tentang PKL di Tulungagung.
“Baik nanti prosesnya seperti apa, apakah berbentuk tunai dengan dilewatkan langsung melalui rekening KPM ataukah bentuk yang lain, kami belum tahu. Semua memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, namun jika langsung tunai akan lebih mudah,” katanya.
Dia menambahkan, untuk itu pihaknya menegaskan masih menunggu petunjuk dari Kemensos. Saat ini yang dimiliki adalah data tentang KPM selain pedagang kaki lima. “Namun biasanya ketika ada kabar pencairan bantuan dari pemerintah pusat, tidak lama bantuan itu akan sampai ke daerah. Tapi pastinya kapan, tidak dapat dipastikan untuk sekarang,” katanya.
Sementara salah satu KPM PKH asal Desa Sobontoro, Muksim mengatakan, kehadiran BLT migor ini bisa membantu untuk kebutuhan migor masyarakat, apalagi saat migor mahal seperti saat ini. Terlebih untuk para PKL yang setiap harinya membutuhkan migor lebih banyak daripada kebutuhaan rumah tangga.
“Banyak ataupun sedikit, semestinya efeknya bisa dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan. Jika memang benar, kalau bisa secepatnya, pasti sangat membantu apalagi memasuki bulan Ramadan kali ini,” katanya. (mg1/c1/din)
