TRENGGALEK – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Trenggalek jangan hanya asal memenuhi target untuk membentuk seratus desa wisata di wilayahnya. Pasalnya, setelah berdiri, pengurusan desa wisata yang ada tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Itu terjadi karena potensi setiap desa untuk membentuk destinasi wisata tersebut berbeda. Jika monoton dengan membangun gazebo dan menawarkan pemandangan alam dengan warung di sekitarnya, pastinya pengunjung akan bosan. Dari situ perlu perencanaan yang baik guna melaksanakannya. “Karena itu, sebelum membentuk desa wisata, kami mengumpulkan seluruh pengelolanya melalui focus group discussion (FGD) dengan para pendamping,” ungkap Kepala Disparbud Trenggalek Sunyoto.
Dia melanjutkan, untuk tahap pembentukan desa wisata tahun kedua di Trenggalek ini, pembentukan masih dalam tahap perencanaan. Tahap perencanaan tersebut dilakukan untuk menggali potensi yang ada di desa. Dengan demikian, nantinya setelah dibentuk potensi tersebut bisa terus berjalan dan tidak berhenti di tengah jalan. Ditargetkan proses tersebut akan selesai sekitar dua minggu ke depan. “Setelah perencanaan selesai, kami akan kembali melaksanakan FGD untuk proses pembentukan desa wisata,” katanya.
Hal itu dilakukan lantaran pemkab menilai setiap desa di Trenggalek memiliki keunikan yang berbeda-beda. Itu bisa dilihat dari sisi panorama alam, seni, budaya, hingga makanan. Keunikan itulah yang ditawarkan untuk wisatawan. Setiap desa wisata yang ada memiliki ciri khas masing-masing dan menarik untuk dikunjungi.
Sementara itu, pada tahun ini diharapkan ada 35 desa wisata baru yang prosesnya ditargetkan selesai maksimal akhir tahun (bulan desember). Nantinya akan ada 70 desa wisata guna melengkapi target 100 desa wisata yang di targetkan. Diharapkan nanti seluruh desa wisata yang dibentuk tersebut bisa rutin mendatangkan wisatawan. Seperti yang terjadi di desa wisata Desa Wisata Pandean, Desa Wisata Sawahan, Desa Wisata Tegaren, Wisata Tebing Lingga, dan sejumlah desa lain. “Jadi, persiapan pembentukan desa wisata kami lakukan secara bertahap. Semoga saja desa wisata yang baru nanti bisa mengikuti jejak Desa Wisata Pandean yang masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata (ADWI), yang sekarang ini banyak dilirik wisatawan dari berbagai kota, “ jelas Sunyoto.(jaz/c1/rka)