TULUNGAGUNG – Masjid dengan arsitektur limas di Desa Macanbang, Kecamatan Gondang, dikenal dengan sebutan Masjid Tiban. Dengan maksud, masjid yang tiba-tiba dibangun tanpa tenaga manusia. Bangunan ini ditemukan oleh Sangidin, menantu dari Kyai Kasan Besari pada abad ke-17.
Menurut Dulgani yang merupakan keturunan keenam dari Sangidin dan sebagai juru kunci makam Sunan Kuning ini mengatakan, bila atap Masjid Tiban Baiturrahman tiba-tiba ada. Lalu, langsung difungsikan oleh masyarakat untuk tempat ibadah. Bagi Dulgani, Masjid Tiban ini mukjizat dari tuhan, seperti halnya Candi Borobudur.
Penemuan Masjid Tiban Macanbang terkait erat dengan sejarah babad daerah Desa Macanbang. Pasalnya, sebelum menjadi kawasan permukiman seperti kini, Desa Macanbang merupakan hutan belantara yang terkenal angker.
Menurut warga sekitar, selain dihuni berbagai binatang buas, hutan itu juga dihuni berbagai macam makhluk halus. Hal itu membuat tidak banyak orang yang berani memasuki hutan tersebut. Namun, hutan yang terkenal angker itu tak membuat nyali Sangidin ciut. Menantu Kyai Kasan Besari itu nekat membuka kawasan hutan untuk dijadikan permukiman warga.
“Ketika masih berupa hutan, namanya Alas Sumampir. Sangidin menebangi hutan belantara yang terkenal angker itu dengan peralatan seadanya. Dia menebang pohon satu per satu selama berhari-hari,” tutur Dulgani.
Hingga suatu hari, Sangidin terbelalak melihat keberadaan sebuah masjid kuno di tengah hutan belantara yang tengah dibabat. Masjid itulah yang kemudian dikenal dengan sebutan Masjid Tiban Macanbang. Bahkan, Sangidin bingung menyaksikan bangunan masjid kuno di hadapannya, karena masjid ini berada di tengah hutan belantara. Apalagi, dia tidak melihat keberadaan orang lain di sekitar masjid tersebut.
Dalam perkembangannya, Dulgani menjelaskan, Masjid Tiban Macanbang telah mengalami dua kali renovasi. Yakni, ganti atap bangunan dengan kayu jati pada tahun 1987 dan juga renovasi pada atap dan fondasinya pada tahun 2009. Namun, serangkaian renovasi yang dilakukan tidak sampai tahap merombak total bentuk asli rumah ibadah umat muslim tersebut. “Sejak dulu seperti ini. Bentuk aslinya sengaja dipertahankan,” ujarnya.
Di Masjid Macanbang juga ada beberapa benda kuno yang diperkirakan peninggalan Sunan Kuning, yakni mimbar khotbah, dampar untuk tadarusan, kentongan, serta beduk yang ada sejak awal berdirinya masjid. Hingga kini benda-benda tersebut masih dapat dilihat.(jar/c1/din)