KOTA BLITAR – Bisa dibilang, Bumi Bung Karno merupakan surga kuliner bagi warga lokal maupun luar daerah. Mulai nasi pecel, hingga yang selalu diburu saat cuaca terik, yakni es pleret. Minuman ini sudah melegenda di Blitar Raya. Cita rasa gurihnya santan membaur dengan manis khas gula merah, menyatu di lidah.
Es Pleret memang bukan hidangan kekinian. Namun, selalu sukses menuntaskan dahaga. Tampilan minuman ini tampak sederhana. Hanya disajikan di gelas, dilengkapi sendok the. Isiannya juga tak terlalu banyak. Cukup cendol dan pleret. Meski begitu, nikmatnya es satu ini masih membuat candu penikmatnya.
Salah seorang warga Kelurahan Blitar, Sasa mengatakan, es pleret menjadi minuman favoritnya ketika pulang kampung. Sebab, selama di luar kota, banyak kuliner khas Blitar yang membuatnya rindu. Nah, soal rasa es pleret, kata Sasa, tak perlu diragukan lagi. Kuahnya yang gurih nan manis, beda dengan es pada umumnya. Ditambah, kenyalnya pleret memiliki sensasi tersendiri saat dikunyah.
“Enak dan nyegerin. Bukan cuma saya, orang rumah juga cukup suka dengan (es pleret) ini. Bisa menghilangkan haus,” ujarnya kemarin (22/7).
Untuk diketahui, pleret terbuat dari adonan tepung beras yang dibentuk bulat, seperti kue klepon tetapi tidak berisi alias kopong. Umumnya, pleret berwarna merah dan putih. Nikmatnya es pleret kian terasa saat diguyur dengan racikan pemanis yang terbuat dari gula merah. Seporsi es pleret dibanderol mulai Rp 5 ribu dan dapat ditemukan di sejumlah tempat wisata.
Nikmatnya es pleret juga memikat pencinta kuliner lainnya. Yakni, Zava Antika. Warga Kelurahan Sumberdiren, Kecamatan Garum itu menjelaskan, belum ada minuman yang menandingi nikmatnya es berwarna coklat muda ini. Walaupun terbuat dari bahan sederhana, sambung dia, rasa nikmat selalu menggodanya.
Perempuan berusia 20 tahun ini mengaku, kenikmatan minuman ini terletak pada cendol dan pleretnya. Sementara kuah yang didominasi rasa manis dengan sensasi dingin, juga memberikan sensasi segar.
“Dulu dari kecil sering dibelikan. Sekarang sudah canggih, tapi masih demen minuman ini. Bahkan kalau pas kumpul-kumpul, suka beli rame-rame,” jelas Zava.
Supardi, salah sorang penjual es pleret di Kota Blitar mengatakan, selama hampir lima tahun berjualan, pelanggannya beragam. Mulai kalangan anak, milenial, dan orang dewasa. Dia meyakini minuman jadul ini masih bisa tetap eksis, meski sekarang kafe dan minuman kekinian terus menjamur.
Walaupun begitu, dia tak khawatir. Sebab, es pleret masih memiliki pangsa pasar dan tetap populer. Penjualan makin ramai ketika memasuki musim kemarau. Cuaca panas membuat sebagian orang haus dan mendorong mencari minuman pelepas dahaga. “Kalaupun pas hujan, masih tetap laku dan dicari. Ya itu tadi, karena sudah punya pasar, juga legendaris,” tandasnya. (mg2/c1/wen)