TULUNGAGUNG – Selain mempersiapkan kebutuhan dan keperluan selama menjalankan ibadah haji, para jemaah haji juga harus memperhatikan kondisi kesehatan mereka. Sebagian besar jemaah haji dalam kondisi sehat, meskipun ada beberapa jemaah haji asal Tulungagung butuh kursi roda saat menjalankan rukun haji.
Kepala Kloter Haji Tulungagung, Farhan mengatakan, kondisi jemaah haji asal kabupaten ini mayoritas dalam kondisi sehat. Hanya ada beberapa jemaah yang memang sudah menderita sakit dari rumah, karena itu harus menjalankan ibadah haji dengan menggunakan kursi roda dan membutuhkan perhatian khusus.
Lanjut dia, jemaah haji yang menggunakan kursi roda ada sekitar 6 jemaah. Sebagian besar dari jemaah tersebut merupakan jemaah yang berumur di atas 50 tahun sehingga stamina mereka terbatas. Selain itu, salah satu dari keenam jemaah tersebut merupakan jemaah yang mengalami kecelakaan sebelum keberangkatannya ke Tanah Suci, karena itu membutuhkan kursi roda untuk mempermudah saat menjalankan rukun haji. “Ada yang habis kecelakaan sebelum berangkat haji, kan harus didorong, Mas. Itu masih bisa melakukan prosesi peribadahan haji, jadi tidak mengganggu rukun haji yang harus dilakukan oleh jemaah,” paparnya kemarin (20/6).
Dia menambahkan, para jemaah juga dituntut untuk mengonsumsi suplemen dan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Jika terdapat jemaah yang tidak membawa suplemen atau vitamin, maka pihak tim medis akan memberikan sesuai dengan kebutuhan jemaah.
Menurut dia, tim kesehatan juga telah memeriksa seluruh jemaah haji untuk memastikan kondisi mereka benar-benar fit saat menjalankan ibadah haji. Selain itu, jemaah juga harus bisa mengatur waktu untuk beristirahat agar tidak kelelahan saat menjalankan ibadah haji. “Ada jemaah yang membawa suplemen dan vitamin sendiri. Ada juga jemaah yang tidak membawa tim medis, tapi sudah menyiapkan obat seperti oralit, vitamin, dan infus. Itu semua dilakukan agar jemaah haji dapat menjalankan ibadahnya dengan khusyuk tanpa khawatir dengan kesehatan mereka,” ucapnya.
Dia mengaku, meskipun ada beberapa jemaah haji yang mengidap penyakit bawaan, tapi tidak ada keluhan kambuhnya penyakit dari jemaah tersebut. Sedangkan untuk porsi makan, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jemaah haji asal Tulungagung mendapatkan jatah makan tiga kali dalam satu hari dengan menu-menu makanan dari Indonesia. “Mereka juga makan sampai habis karena kateringnya ini masaknya makanan Indonesia. Jatah makannya tiga kali dalam satu hari, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang hanya dua kali dalam sehari,” tutupnya. (mg2/c1/din)