TULUNGAGUNG – Kyai Imam Hambali atau Mbah Kumbang, sosok yang selama ini jarang diketahui lokasi makamnya. Hal itu lantaran keberadaan makam Mbah Kumbang berada di tengah-tengah permukiman warga. Sosok Mbah Kumbang merupakan tokoh penyebaran agama Islam yang berjasa pada masanya. Selain itu, Mbah Kumbang juga merupakan seorang pengukir hiasan masjid dan pendapa.
Juru Kunci Makam Mbah Kumbang, Mansur Zuhri mengatakan, nama asli dari Mbah Kumbang yakni Imam Hambali.
Menurut dia, dijuluki Mbah Kumbang karena suara beliau nyaring seperti kumbang ketika zikir dan mengaji. Dari situlah masyarakat mulai mengenal Kyai Imam Hambali sebagai Mbah Kumbang. “Beliau itu kalau zikir dan mengaji suaranya nyaring seperti kumbang. Nah karena itu, beliau dikenal sebagai Mbah Kumbang,” jelasnya, Minggu (24/4).
Lanjut dia, lokasi makam Mbah Kumbang ini sedikit sulit untuk ditemui. Hal itu lantaran makam Mbah Kumbang membaur jadi satu di rumah-rumah masyarakat Desa Karangwaru, Kecamatan Tulungagung. Tepatnya berada di kawasan belakang lapangan Pasar Pahing atau belakang Terminal Gayatri Tulungagung. “Makam Mbah Kumbang ini memang tidak selayaknya makam pada umumnya, karena makam Mbah Kumbang membaur jadi satu dengan rumah-rumah masyarakat Karangwaru,” paparnya.
Dia menambahkan, selain dikenal sebagai tokoh penyebar agama Islam di Kelurahan Karangwaru, Mbah Kumbang juga merupakan seorang pemahat ukiran masjid dan pendapa Kabupaten Tulungagung setelah kepemimpinan RMT Pringgodiningrat pada tahun 1824 Masehi. Penyebaran agama Islam pada masa itu memang sedang gencar-gencarnya, hal itu ditinjau dari banyaknya pembangunan rumah ibadah masjid. “Selain memiliki kedekatan dengan Bupati Ngrowo pada masa itu, Mbah Kumbang juga dimintai tolong untuk mengukir hiasan masjid dan pendapa,” ungkapnya.
Dia mengaku, sedangkan sanak keturunan dari Mbah Kumbang ini merupakan keturunan dari Ibrahim Asmarakondi; Raden Rahmat (Sunan Ampel); Syarifuddin (Raden Kosim/Sunan Drajat); Umayah; Anim; Djamus; Ma’ruf; Dja’far; Rohmat; Imam Hambali atau Mbah Kumbang. Tak heran bahwasanya banyak peziarah dari luar kota berdatangan untuk berziarah dan mengirim doa di makam Mbah Kumbang tersebut. Kini menurutnya makam Mbah Kumbang dirawat oleh Pemerintahan Kelurahan Karangwaru. “Kita membersihkan area makam ini merupakan bentuk rasa hormat kepada para alim ulama pada masa itu,” tutupnya. (mg2/c1/din)