GONDANG, Radar Tulungagung – Suasana Masjid Al Hikmah, Desa/Kecamatan Gondang terlihat ramai Rabu (20/10) malam. Di teras masjid terdapat makanan ambengan seperti tumpeng dan jenang yang disajikan untuk perlombaan Musabaqoh Qiroatul Hajat atau lomba ngajatne.
Lomba unik ini, selain menjadi rangkaian Hari Santri, juga untuk melestarikan budaya Jawa yang jarang dikenal generasi milenial.
“Di Tulungagung, lomba hajatan hanya di Kecamatan Gondang. Tentunya ada hadiah berupa sejumlah uang tunai,” ujar Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Gondang, Mohammad Sofwan.
Keterampilan membawakan acara dengan bahasa Jawa ini sering dilakukan bila terdapat acara-acara yang memakai adat Jawa. Tidak mudah melakukan keterampilan ini, karena peserta dari perlombaan qiroatul hajat ini banyak diikuti oleh orang tua yang berumur 40 tahun ke atas.
Peserta yang mengikuti perlombaan ini cukup banyak, tercatat ada 17 perserta dari desa-desa di Kecamatan Gondang. Dari banyaknya peserta, hanya satu peserta yang terlihat masih muda memakai baju adat jawa bermotif loreng cokelat. Namun ketika tampil di depan panggung dia masih terlihat terbata-bata. Selain itu beberapa kali masih terlihat mencontek tulisan pada kertas yang dibawanya.
Salah satu peserta yang menjadi juara yakni Damanhuri, 63, dari Desa Ngrendeng. Dia berhasil menyabet juara III dari pelombaan qiroatul hajat ini. “Keterampilan saya ini telah saya lakukan sejak menginjak umur 20 tahun,” kata Damanhuri. (jar/din/dfs)