TRENGGALEK – Para pemilik hewan ternak boleh tersenyum. Rencananya, hari ini Pemkab Trenggalek bakal mendapatkan dropping vaksin dosis kedua penyakit mulut dan kuku (PMK). Jumlah dropping vaksin dari Pemprov Jawa Timur itu sama seperti tahap pertama, yakni 5 ribu dosis.
Plt Dinas Peternakan (Disnak) Trenggalek Nurkholik membenarkan, dropping vaksin PMK dari Pemprov Jatim karena saat ini sudah memasuki vaksinasi tahap kedua. Pada vaksinasi tahap pertama, dimulai dari minggu terakhir Juni sampai awal Juli. ”Jadi besok (hari ini, Red), vaksin akan datang lagi dari pemprov,” ungkapnya saat ditemui di Pendapa Manggala Praja, kemarin (19/7).
Nurkholik melanjutkan, pada tahap kedua vaksinasi PMK tidak jauh berbeda, yakni memprioritaskan sapi-sapi yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama. Sapi-sapi itu tersebar di Kecamatan Bendungan, Pule, maupun Dongko. Namun begitu, ketika dari 5 ribu dosis itu terdapat sisa, maka vaksinator akan menyuntikkan ke sapi-sapi dosis pertama. ”Sasaran yang baru, jika ada sisa,” ucapnya.
Pihaknya tak memungkiri, dari 5 ribu dosis vaksin tidak sepenuhnya bisa disuntikkan. Melainkan, ada beberapa vaksin yang rusak. Namun, kerusakan vaksin bukan karena kendala pengiriman dari Surabaya ke Trenggalek, tapi karena ada sisa setelah melaksanakan vaksinasi. ”Tiap botol vaksin, kuotanya untuk 100 ekor sapi, tapi ternyata hanya dapat 98 ekor sapi. Jadi, dua dosis tidak lagi bisa disuntikkan, apalagi ketika melebihi 36 jam,” ujarnya.
Di sisi lain, tingkat kasus PMK di Trenggalek terus mengalami peningkatan. Nurkholik mengatakan, total kasus PMK sampai Selasa 19 Juli 2022 mencapai 2 ribu kasus. Di antaranya, sekitar 150 kasus kematian dan kurang dari 2 ribu kasus aktif. ”Sapi yang baru mendapat vaksinasi tahap pertama, ada yang terpapar PMK. Namun, tidak ada seminggu, sapi itu sudah kembali sehat,” ungkapnya.
Menyinggung progres pengadaan antibiotik, kata dia, sampai kini masih proses pemesanan. Menurutnya, pengadaan antibiotik agak lama, karena wabah PMK sudah menyebar di berbagai daerah sehingga permintaan antibiotik melonjak. ”Sampai kini kita masih menunggu,” tutupnya.(tra/c1/rka)