KABUPATEN BLITAR – Minimnya fasilitas atlet electronic sport indonesia (ESI) Kabupaten Blitar menjadi kendala. Itu berbanding terbalik dengan target yang dipatok di kejuaraan tahun ini.
Menilik hal tersebut, jajaran pengurus mulai menimbang berbagai opsi. Pertama, opsi untuk me-merger alias menggabungkan dua organisasi ESI dari dua wilayah. Yakni, ESI Kabupaten Blitar dan ESI Kota Blitar. Terkait itu, jajaran pengurus kabupaten mengklaim sudah berkontak dengan pengurus di wilayah kota. “Hasilnya, kedua pihak sepakat untuk menunggu perkembangan ke depan. Meski terbilang sulit direalisasi,” jelas ketua ESI Kabupaten Blitar, M. Taufan.
Terlebih, masing-masing induk cabor berada di bawah naungan dua organisasi KONI dari wilayah yang berbeda pula. Maka, dapat dipastikan baik ESI Kota Blitar maupun ESI Kabupaten Blitar memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) masing-masing. “Betul. Kalaupun ada penggabungan, ada proses yang sangat panjang,” imbuhnya lagi.
Kemudian opsi kedua, saling bertukar atlet. Opsi ini dinilai lebih realistis karena selama ini banyak atlet kota yang berlatih di wilayah kabupaten. Pun sebaliknya. “Ini sangat dimungkinkan. Seperti kemarin ada satu atlet nomor Valorant asal Kanigoro. Dia dipinjam kota untuk dipertandingkan di ajang internasional,” ujar pria yang juga menjadi tenaga pendidik di Unisba Blitar ini.
Satu hal yang perlu diingat, opsi ini hanya bisa diterapkan di turnamen umum atau turnamen terbuka. Sebab, dalam regulasi KONI, atlet yang bertanding di kejuaraan resmi KONI wajib mewakili daerah dia berasal. Itu dibuktikan dengan verifikasi kartu keluarga (KK) dan kartu tanda penduduk (KTP) atlet saat proses registrasi. “Jika untuk bertanding di Porprov, setiap atlet yang bertanding itu membawa nama daerah yang sesuai dengan data dirinya,” katanya.
ESI Kabupaten Blitar memilih opsi kedua. Pasalnya, sejak dilantik pada November tahun lalu, jajaran pengurus belum menerima SK pengukuhan dari induk lembaga keolahragaan di tingkat provinsi. Itu membuat ESI belum bisa mengajukan anggaran pembinaan tahunan. Buntutnya, penjaringan atlet melalui gelaran kompetisi harus dikesampingkan sementara waktu. (dit/sub)