TRENGGALEK- Dimulai sejak siang, para puluhan orang bercengkerama di bawah ruang tunggu penumpang MPU. Namun mereka bukan orang-orang yang ingin naik MPU. Melainkan para calon peserta lomba kicau burung TMC alias Terminal Cold.
Jarum menunjukkan pukul 11.00 WIB. Seorang panitia mengumumkan bahwa perlombaan akan dimulai. Ada beberapa jenis burung yang dilombakan waktu itu, mulai cucak hijau, murai batu dewasa, dan murai batu pastol. Setiap jenis burung terbagi menjadi kelas A dan B.
Para peserta pun merapat ke meja panitia yang tak jauh dari sumber suara. Mereka mengantre untuk membeli tiket kontes kicau burung Rp 50 ribu – Rp 100 ribu.
Di antara jenis kontes, hanya jenis burung cucak hijau yang diikuti banyak peserta. Siang itu, cucak hijaukelas A diikuti lebih dari 30 peserta, begitupun dengan kelas B. “Peminat cucak hijaubanyak. Dan, mereka ingin membuktikan gaco-nya bagus,” kata Ketua BNR Trenggalek Ivan Baim.
Satu per satu peserta bergantian menggantungkan sangkar mengikuti nomor urut. Kemudian mereka memperhatikan gaco-nya masing-mading dengan seksama.
Tak butuh waktu lama, puluhan cucak hijau yang menggantung berdekatan itu seolah-olah ingin menunjukkan hasil latihannya kepada majikan. Sehingga, puluhan burung yang berkicau bersamaan itu pun cukup membuat pusing penonton awam yang melihatnya.
Di momen itu, ternyata bukan hanya burung saja yang gacor, tapi para peserta juga antusias menyoraki gaco-nya ketika menunjukkan kicauan yang menurut mereka sudah paling aktif.
Namun tim penilai (empat orang, Red) tidak begitu bisa dipengaruhi. Mereka membawa alas tulis, kertas penilai, dan bolpoin, mengamati satu per satu burung yang memiliki kicauan aktif dan bervariasi.
Kontes kicauan burung berlangsung sekitar 10 menit. Saat memasuki injury time, keempat penilai bertukar pikiran atas hasil penilaian. Dan tak butuh waktu lama, mereka secara bersamaan menaruh bendera di bawah beberapa nomor sangkar. Bendera itu sebagai tanda jika gaco peserta telah memenangkan kontes. “Kita sebagai juri harus fair play,” ucapnya.
Pemenang kontes kicau burung terbagi beberapa peringkat, juara I, I, III, hingga peringkat VIII. Banyaknya peringkat tergantung dengan jumlah peserta. “Mereka mendapatkan trofi dan uang apresiasi,” kata Ivan.
Besaran nominal apresiasi yang didapat pemenang kontes ternyata berbeda-beda, karena nominal itu tergantung dengan penjualan tiket. “80 persen dari total penjualan tiket itu untuk para pemenang kontes,” ujarnya.
Hari sudah semakin sore, puluhan trofi tertata rapi di meja panitia semakin habis setelah dibagikan ke para pemenang. Kontes kicau burung yang diikuti bukan cuma dari Trenggalek mendekati penghujung acara. Ivan pun menyinggung jika kontes kicau burung semakin banyak diminati dari tahun ke tahun. (*/rka)