TULUNGAGUNG- Metode blasting atau peledakan akan dilakukan dalam membuka proyek pembangunan JLS di ruas Pantai Sine hingga Pantai Dlodo. Meski demikian, perlu keamanan dalam proses tersebut.
“Maka, ada penjelasan secara teknik bagaimana blasting ini,” ungkap staf dari PT Pembangunan Perumahan, Hermawan, kemarin (29/6).
Dia mengaku, blasting ini menggunakan bahan peledak yang sudah disetujui dan termonitor Polri. Maka, ada penggunaan yang harus tercatat sebagai bentuk pertanggungjawaban. “Biasanya dipakai untuk tambang serta pembukaan jalan,” tandas pria tersebut.
Letak gudang penyimpanan bahan peledak juga jauh dari permukiman warga. Di samping itu, ada penjagaan dari pihak keamanan. Tujuannya agar menghindari dampak negatif ke warga.
Terkait blasting pembukaan JLS ini memang perlu kawasan yang steril dari warga. Terkadang warga penasaran ingin melihat proyek. Itu dimaklumi, sebab ketika jalan ada akan terlihat pemandangan pantai yang selama ini sudah ditembus.
Maka, ketika proses peledakan nanti, perlu ada imbauan ke warga dari desa agar tidak mendekat sesuai dengan jarak aman. “Akan berkirim surat ke pihak terkait,” ungkapnya.
Dampak dari blasting dimungkinkan ada batu terlempar hingga debu. Bahkan, tidak semua personel bisa masuk setelah peledakan. Artinya, dicek kembali semua, apakah sudah meledak atau belum.
Dia menegaskan, untuk lebih efektif dan efisien, proyek pembangunan JLS dalam hal pembukaan lahan, blasting atau peledakan, bakal dilaksanakan untuk ruas JLS di Tulungagung yang belum tembus.
Tebing yang di-blasting ini rata-rata sekitar 20-30 meter. Sebagian besar kedalaman di bawah 4 meter sudah batu. “Jika dengan cara manual akan lebih lama, sedangkan kita ada batas pengerjaan,” ungkapnya.
Sementara itu, tim pelaksana blasting dari PT Mega Artha Ananta, Ismail mengungkapkan bahwa blasting yang akan dilakukan aman apabila sesuai prosedur yang ada. Itu dibuktikan dengan kegiatan serupa yang juga telah dilaksanakan pada pembangunan JLS lainnya di ruas daerah Malang dan Blitar. Perlu dilakukan blasting dalam proyek pembangunan JLS ruas Tulungagung ini, agar kelanjutan pembangunan lebih efektif dan efisien. Juga ditargetkan harus aman bagi personel, masyarakat, alat, sampai lingkungan. “Bahan peledak yang kita gunakan bersifat komersial. Itu memang diperuntukkan kegiatan tambang dan proyek-proyek infrastruktur,” jelasnya.
Nanti, sepanjang area pembangunan proyek JLS akan dilakukan blasting setiap hari dengan jadwal-jadwal peledakan yang telah ditentukan. Sehari akan dilakukan dua kali, yakni antara pukul 12.00-13.00 WIB dan pukul 17.00-18.00 WIB. “Akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan nanti. Kalau memungkinkan bisa dua kali peledakan,” ungkapnya.
Dampak blasting ini, lanjut dia, ada beberapa yakni dampak suara yang bisa terdengar dari jarak antara 500-700 meter. Dampak getaran yang dihasilkan yaitu sejauh 100-150 meter. Yang lain adalah dampak debu, tetapi pada radius 100 meter sudah hilang.
Dia mengatakan, terkait sistem pengamanan juga akan bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk melakukan penjagaan selama 24 jam. Pemberitahuan kepada masyarakat sekitar bahwa pada jam-jam tertentu akan dilakukan peledakan juga bakal dilaksanakan. Sebelum dilakukan blasting, tim safety akan diterjunkan untuk mengamankan area, utamanya jalan-jalan masuk menuju area peledakan. “Penekanannya adalah untuk masyarakat yang beraktivitas di sekitaran area proyek,” katanya.
Kegiatan blasting baru bisa dilakukan setelah area dinyatakan benar-benar aman. Bahkan, nantinya akan dilakukan pengecekan dua kali sebelum peledakan. Kegiatan blasting juga tidak akan bisa dilaksanakan sebelum mendapatkan izin dari Polri. Artinya, apabila sesuai dengan prosedur, maka sebelum melakukan blasting harus mengantongi izin dari kepolisian. Itu sesuai dengan amanat Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 17 tahun 2017 tentang Perizinan, Pengamanan, Pengawasan, dan Pengendalian Bahan Peledak Komersial.
“Harapannya agar semua berjalan sesuai rencana. Kami juga meminta bantuan kepada semua pihak untuk terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang melakukan aktivitas di sekitar area proyek. Demi keselamatan bekerja, maka masyarakat diharapkan tidak masuk atau melihat proses blasting,” tutupnya. (mg1/c1/din)