KABUPATEN BLITAR – Mempertahakan metode pendidikan salaf sejak 1980, pondok pesantren (ponpes) tidak menginklusifkan diri dengan hanya mendidik santri mukim saja. Tapi, lembaga pendidikan diniah ini juga membuka diri bagi warga kampung sekitar yang ingin belajar ilmu agama.
Nah, pihak ponpes yang berlokasi di Desa Tlogo, Kecamatan Kanigoro, ini menerapkan kajian khusus yang biasa disebut kilatan. Sesuai namanya, kajian ini menitikberatkan pada penuntasan program pembelajaran dalam waktu singkat. Metode khusus ini hanya diberlakukan selama bulan suci Ramadan saja. “Dari 21-25 Ramadan, kita tambah jadwal kajian kitab-kitab salaf,” kata pengasuh Ponpes Mambaul Hidayah, Ustad Zainudin.
Selama Ramadan, jadwal kajian kitab ditambah menjadi lima sesi dalam sehari. Tujuannya tentu agar para santri dapat menuntaskan kajian atau khatam kitab-kitab yang dijadikan bahan ajar di ponpes ini. “Kalau di bulan biasa, khataman perlu waktu lama. Tapi, di bulan ini para santri bisa khatam lima kitab, atau bahkan lebih,” ungkapnya.
Uniknya, jelas pengajar 44 tahun ini, pihaknya juga memperkenankan anak-anak berusia SD dan remaja untuk belajar bersama santri di lingkungan ponpes. Jadi, kajian kilatan tidak hanya diberlakukan kepada santri mukim saja. Hal yang sama diterapkan kepada santri “dadakan”.
“Jadwalnya juga sama. Jadi, sifatnya itu memang terbuka untuk umum. Yang membedakan mungkin hanya soal materi. Karena, anak-anak yang nonsantri tentu belum memahami cara memaknai kitab sehingga mereka hanya diminta menyimak kajian kitab. Jadi, penekanan pada anak kampung ada di khataman Alquran,” katanya.
Cara ini terbilang manjur untuk mengajak anak-anak kampung lebih banyak melakukan kegiatan positif selama Ramadan. Selain itu, kajian kilatan juga menjadi wadah bagi santri dan lingkungan untuk melebur menjadi satu dalam kegiatan peribadatan.
Kendati kajian kilatan hanya diterapkan selama Ramadan, Zainudin berpesan kepada para santri untuk terus mesyiarkan pesan agama kepada masyarakat, setidaknya di lingkungan sekitar. “Harus tetap bisa menjaga ibadahnya. Jangan sampai justru ngglendor di luar bulan Ramadan,” ujarnya. (dit/c1/ady)