TULUNGAGUNG – Barisan warga yang merasa dicurangi dengan hasil penjaringan perangkat Desa/Kecamatan Boyolangu kemarin menggeruduk kantor Inspektorat Tulungagung kemarin (2/5). Mereka menuntut Inspektorat memproses penyelidikan atas kasus tersebut seadil-adilnya.
“Kami beberapa waktu lalu telah meminta data kepada panitia pemilihan perangkat Desa Boyolangu. Sedangkan hari ini (kemarin, Red) kami baru mulai pemeriksaan kepada puluhan pelapor. Setelah itu, kami juga akan memeriksa pantia penjaringan,” ujar Inspektur Pembantu (Irban) II, Inspektorat Tulungagung, Harmoko.
Pemeriksaan terhadap pelapor masih dalam proses, sehingga Inspektorat belum bisa memaparkan hasilnya. Bahkan waktu proses penyelidikan pelapor belum bisa ditentukan, karena jumlahnya tidak sedikit. Sehingga dapat terbukti atau tidak adanya dugaan tindakan kecurangan pada penjaringan perangkat desa ini.
Dari pengaduan pelapor, kata dia, jika indikasi kecurangan itu berupa jaringan internet saat proses ujian tidak stabil. Selain itu, hasil dari ujian ada sebagian yang tidak langsung keluar. Bahkan beberapa nilai katanya ada yang tidak wajar. “Kami akan melakukan penelaahan setelah pemeriksaan pelapor dan panitia. Sehingga nantinya dapat diketahui apakah hasilnya telah memenuhi unsur atau belum. Jika hasilnya nanti memang ada temuan dugaan kecurangan, maka silahkan untuk mengaduk ke Pengadilan Tata Usaha Negara,” katanya.
Sedangkan di tengah pemeriksaan pukul 11.30 WIB kondisi luar kantor Inspektorat ramai aksi belasan warga desa setempat.
Ketika dikonfirmasi melalui Koordinator Aksi, Aan Ariswanto mengatakan, tujuan aksinya ini untuk meminta keadilan, dari adanya indikasi kecurangan dalam penjaringan perangkat tersebut. “Dugaan kecurangan yang menonjol adalah nilai ujian. Calon yang tidak lolos hanya mendapatkan nilai di bawah 70. Sedangkan yang lolos mendapatkan nilai 90 hingga maksimal 98,” tuturnya.
Dia membeberkan jika calon perangkat desa yang lolos berasal dari keluarga panitia atau perangkat desa yang masih aktif. Sehingga dari penemuan itu mereka menduga ada kebocoran soal yang didapat sebagian peserta.
Dia menjelaskan, dalam penjaringan perangat di desanya setidaknya ada 55 calon untuk merebutkan 4 kursi kosong di Pemerintah Desa (Pemdes) Boyolangu. Aksi ini juga bertujuan memberikan dukungan kepada teman-teman yang kini masih dilakukan pemeriksaan oleh Inspektorat Tulungagung. “Kami menuntut keadilan. Selain itu kami berharap kejadian semacam ini tidak terulang kembali di desa kami dan tempat lain,” jelasnya. (jar/din)