KOTA BLITAR – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Blitar bakal segera turun ke sejumlah pondok pesantren (ponpes) di Kota Blitar. MUI akan memberi pengarahan dan motivasi kepada ponpes seputar kasus dugaan asusila yang terjadi di salah satu ponpes di Jombang beberapa waktu lalu.
MUI tidak ingin aksi pelecehan seksual di Jombang itu terjadi di Kota Blitar. Jangan sampai nama baik ponpes tercoreng oleh ulah oknum ponpes yang tidak bertanggung jawab. “Kami segera kumpulkan para pengasuh ponpes se-Kota Blitar. Kami sinergikan agar kasus serupa (pelecehan seksual, Red) tidak sampai terjadi di Kota Blitar,” tegas Ketua MUI Kota Blitar Abdil Karim Muhaimin, kemarin (28/7).
Menurut dia, MUI sangat menyayangkan kejadian tersebut. Apalagi, kejadian itu dilakukan di ponpes yang notabene adalah tempat untuk menuntut ilmu agama. Lembaga pendidikan agama itu seharusnya menjadi tempat belajar yang aman dan nyaman bagi para santri.
Namun malah sebaliknya, ada oknum yang berbuat tidak senonoh terhadap santri perempuannya. “Kami mendukung penuh proses hukum yang sedang berjalan (untuk kasus Jombang, Red). Jika memang ada lembaga (ponpes) yang melanggar hukum, ya harus diperingatkan secara hukum juga,” ungkapnya.
Guna mengantisipasi hal serupa, MUI segera bertemu para pengasuh ponpes se- Kota Blitar. Majelis ulama ini akan memberi pengarahan kepada pengasuh ponpes agar kejadian serupa tidak terjadi di Kota Blitar.
Sementara itu, Plt Kasi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (Pakis) Kemenag Kota Blitar Baedhowi mengatakan, kasus pelecehan seksual yang terjadi di lembaga pendidikan seperti ponpes harus disikapi dengan arif dan bijaksana. Kasus tersebut harus dilihat secara objektif. “Ibarat membasmi tikus, maka cukup tikusnya saja yang dihilangkan. Jangan sampai membakar lumbungnya,” ujarnya.
Berkaca dari kasus dugaan asusila di salah satu ponpes di Jombang, kata dia, perlu ada perbaikan manajemen pesantren. Salah satu di antaranya, pemisahan antara santri dan pengasuh. “Misalnya, santri putri diasuh Bu Nyai, sedangkan santri laki diasuh Pak Kiai. Jangka pendeknya mungkin seperti itu,” jelasnya.
Sementara untuk jangka panjangnya, ponpes perlu mengadopsi pengelolaan ala pondok modern di beberapa daerah. Salah satunya, Ponpes Gontor. “Dan perlu diingat, perubahan dan pembinaan Ini tentu tidak hanya oleh Kementerian Agama, tapi dibutuhkan peran dan partisipasi semua pihak. Serta sungguh-sungguh semata demi ridho-Nya,” terangnya. (sub/c1/ady)