KOTA BLITAR – Persoalan ekonomi menjadi dampak nyata pandemi Covid-19. Indikasinya, angka pengangguran di Kota Blitar meningkat.
Peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada 2020 lalu, atau awal pandemi Covid-19 merebak. Berdasarkan catatan dari Badan Pusat Statistik Kota (BPS) Kota Blitar, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Blitar pada 2020 mencapai 6,68 persen. Dibanding pada 2019, tingkat penggangguran di angka 4,54 persen. “Meningkat 2,07 persen,” kata Kepala BPS Kota Blitar Bambang Indarto kepada Koran ini kemarin (4/4).
Namun, memasuki 2021 angka TPT menurun dibanding 2020. Angka TPT pada 2021 tercatat 6,61 persen. Terjadi penurunan sebesar 0,07 persen. “Artinya, dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar enam orang penganggur,” jelasnya.
Bambang mengungkapkan, hantaman pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak pada sektor perekonomian, akan tetapi juga sektor ketenagakerjaan. Kondisi itupun mempengaruhi tingkat pengangguran. “Secara umum, terjadi penambahan jumlah penganggur di Kota Blitar akibat pandemi Covid-19. Di sini kami sebut penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19,” terangnya.
BPS Kota Blitar mencatat, pada Agustus 2021 dari 113.786 penduduk usia kerja, sebanyak 21.791 orang atau 19,15 persen di antaranya terdampak Covid-19.
Jumlah tersebut meningkat dalam setahun terakhir. Yakni, sebanyak 4.097 orang atau sekitar 23,15 persen. Dari 21.791 penduduk usia kerja yang terdampak, sebanyak 15.767 orang mengalami pengurangan jam kerja. Kemudian, 3.821 orang sementara tidak bekerja karena pandemi. Lalu, sebanyak 1.878 orang harus menganggur karena Covid-19. “Dengan kata lain, sebanyak 35,68 persen penganggur di Kota Blitar merupakan dampak dari Pandemi,” paparnya.
Terpisah, Kepala Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja, dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMTKPTSP) Kota Blitar Heru Eko Pramono menegaskan, pandemi Covid-19 memang menjadi faktor utama peningkatan pengangguran. Namun, pandemi juga bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi. “Bisa jadi ada faktor lain. Makanya, kami berupaya menelusuri faktor lain tersebut,” terangnya.
Dia menyadari, pandemi Covid-19 sangat berdampak pada sejumlah sektor. Salah satunya sektor ketenagakerjaan. “Tidak adanya penyerapan tenaga kerja sejak pandemi Covid-19. Justru pengurangan tenaga kerja yang terjadi,” tandasnya. (sub/ady)