TULUNGAGUNG – Manfaatkan perkembangan zaman, seorang guru matematika di SMPN 3 Tulungagung, Nanda Triandanu Nilasari memberikan pembelajaran kreatif dengan konten-konten edukatif. Konten edukatif tersebut diunggah ke media sosial (medsos) miliknya dan mendapatkan respons positif dari warganet. Tak hanya itu, melalui konten edukatif yang diprakarsainya, para siswa pun lebih intensif dalam mengikuti pembelajaran dibandingkan dengan metode pembelajaran pada umumnya.
Salah satu tujuan hadirnya teknologi, yakni mempermudah manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari sehingga dapat lebih efektif dalam memanfaatkan waktu. Sama halnya seperti yang dilakukan oleh Nanda Triandanu Nilasari, seorang guru matematika dari SMPN 3 Tulungagung. Dia memanfaatkan teknologi dalam melangsungkan pembelajaran di kelasnya.
Guru mata pelajaran (mapel) matematika, Nanda Triandanu Nilasari mengatakan bahwa mengajar di SMPN 3 Tulungagung sudah sekitar dua tahun silam. Angka tersebut masih terbilang baru jika dibandingkan guru-guru lainnya. Dia mulai mengajar pada saat pemberlakuan pembelajaran secara daring. “Saya masuk itu pas daring. Nah masalahnya, ketika mengajar lewat aplikasi WhatsApp itu yang aktif hanya sedikit. Itu jadi tantangan tersendiri bagi saya untuk berinovasi dalam melangsungkan pembelajaran lebih lanjut,” jelasnya kemarin (2/8).
Lanjut dia, berawal dari masalah-masalah yang timbul saat melangsungkan pembelajaran secara daring, mulailah tercetus untuk membuat konten edukatif yang dapat menumbuhkan semangat dan kepercayaan diri siswa pada saat pembelajaran. Konten-konten yang dibuatnya sederhana, seperti mencontohkan tata krama di sekolah, ajakan untuk menjauhi narkoba, gerakan mendukung literasi di sekolah, dan menumbuhkan sikap patriotisme pada siswa. “Kita sebagai guru juga harus mengembangkan profil guru Pancasila ke siswa. Saya juga sebagai guru juga kepikiran, siswa itu gampang bosan ya kalau diajar dengan materi terus atau teori terus. Kalau anak-anak sudah bosan, barulah kita bikin konten terkait pembelajaran yang telah diajarkan,” paparnya.
Dia menambahkan, para siswa SMP tersebut sudah banyak memiliki akun media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube. Adanya pembuatan konten edukatif tersebut semakin menambah daya tarik siswa dalam penerapan materi pembelajaran. “Siswa itu bahkan sampai minta sendiri. Misalnya, setelah pembelajaran pasti para siswa itu bilang, ayo Bu, bikin konten dari pembelajaran ini,” ucapnya.
Dia mengaku, setelah pembuatan konten-konten edukatif tersebut, kemudian diunggah ke berbagai macam platform digital. Dari konten yang telah diunggahnya, beragam komentar positif pun datang dari warganet dan menyebutkan bahwasanya akan betah berada di kelas jika guru yang mengajar sepertinya. “Orang tua wali juga mengomentari, wah ternyata anak saya diajarkan ini itu ya. Tak hanya orang tua wali, netizen pun banyak yang memberikan komentar positif terkait pembelajaran dengan membuat konten edukatif tersebut,” tutupnya. (mg2/c1/din)