KOTA BLITAR – Dari hobi jadi prestasi. Itulah kata yang tepat menggambarkan Rahma Binti Ifadah. Sejak duduk di bangku sekolah sudah tertarik untuk menekuni dunia tari. Selain berbakat, Rahma juga ingin melestarikan tari tradisional. Hal itu bukan tanpa alasan, tari tradisional adalah bagian jati diri bangsa dan aset yang harus dijaga. Salah satu caranya, tentu dengan mempelajari dan menampilkannya.
Tak puas hanya ikut ekstrakurikuler di sekolah, Rahma lantas mengembangkan diri dengan bergabung di sanggar tari Pendapa Kabupaten Blitar. Saat kuliah, dia juga bergabung di sanggar Omah Biyung Semarang. Dari situ, dia menimba banyak ilmu dan pengalaman di bidang tari tradisional. Tidak hanya tari tradisional Jawa, juga mempelajari tari tradisional Kalimantan, Sumatra, serta Aceh. “Saya sangat tertarik dengan tari tradisional, lebih menawan dibandingkan tari modern,” bebernya.
Tekadnya untuk melestarikan tari tradisional dibuktikan dengan keikutsertaannya menjadi duta jurusan hingga duta kampus. Itu sebagai langkah awal untuk mendapatkan banyak relasi. Terbukti, wanita asal Kecamatan Selorejo itu bisa kembali berkarya di kota kelahiran. Banyaknya ajang yang diikuti sebelumnya menjadi bekal hingga terpilih menjadi Duta Wisata Kabupaten Blitar. “Terpilih menjadi Duta Wisata Kabupaten Blitar juga berkat bakat menari yang saya miliki,” ungkapnya.
Kini, Rahma terus berupaya mengembangkan diri di bidang budaya khususnya tari tradisional. Setiap event tari yang diikuti memiliki kesan masing-masing. Salah satu yang memukau yakni saat di Festival Panji Internasional tahun 2018. Itu merupakan event terbesar yang pernah diikuti. “Di tengah kesibukan saya sebagai Duta Wisata, saya juga tetap aktif dalam dunia tari tradisional. Walaupun bukan sebagai pelaku seni tetapi sebagai influencer. Seperti saat di Festival Kresnayana kemarin,” pungkasnya. (ven/ady)