KOTA BLITAR – Makin kuno, makin dilirik. Ya, meski sudah ketinggalan zaman, tetapi tak sedikit yang jatuh cinta dengan style busana lawas alias vintage. Tak terkecuali Nilam Yunitasari, gadis cantik asal Kelurahan Bendo, Kecamatan Kepanjenkidul. Menurut dia, kemeja motif klasik punya daya tarik tersendiri.
Sedianya, industri fashion tak kekurangan akal melahirkan model pakaian terbaru. Itu disesuaikan dengan selera anak muda. Demi menunjang penampilan, cara berpakaian seseorang berbeda-beda. Ada yang tetap mempertahankan style kuno lantaran dianggap masih beken di era yang serbacanggih ini.
Perempuan yang akrab disapa Nilam itu mengakui, dia merupakan salah satu dari banyaknya anak muda yang demen tampilan busana lawas. Kegemarannya itu tampak dari sejumlah koleksi di lemarinya. Di sana, berjajar pakaian dari masa ke masa. Mulai hippie era, disco, hingga mix up era. Mengenakan busana itu, seolah membawanya bernostalgia.
“Saya bukan anak 90-an, tapi suka baju-baju lawas. Asyik aja kalau pas dipakai nongkrong, beda dari yang lain,” ungkapnya.
Salah satu busana favoritnya yakni kemeja vintage motif abstrak kotak-kotak. Dia menunjukkan pakaian dengan kerah tidur itu nyaman digunakan. Sebab, kain berbahan ringan dan tipis. Kemeja itu biasanya dipakai tanpa kombinasi. Namun, di momen tertentu, dia mengenakan kaus sebagai dalaman, lalu kancing baju sengaja dilepas.
Gaya ini identik dengan era 90-an. Pada dekade itu, pemilihan warna juga sangat berpengaruh. Sebagai referensi, Nilam cenderung memilih warna cokelat kusam dan warna lain yang tak mencolok. Sebab, menegaskan atmosfer jadul. Nuansa monokrom juga bisa jadi jujukan kala jenuh dengan pakaian colourful.
“Iya, bagus juga kalau monokrom alias hitam putih dengan motifnya koran. Pelengkapnya, biasanya ya topi bucket,” imbuh perempuan 22 tahun ini.
Tuntas dengan kemeja, Nilam lantas menyoroti celana yang sempat beken di zamannya. Yakni, jins cutbray. Celana ini mengusung konsep ukuran lebar pada bagian bawah dan sempit di sisi atas. Meski tak terlalu suka dengan model ini, tetapi bisa jadi alternatif bagi kawula muda yang suka utak-atik pakaian.
Jins dengan aksen robek di atas lutut masih membuatnya terpikat. Model ini membuat penggunanya lebih nyentrik meski dipadu dengan kemeja kuno. Dia tak mempersoalkan apabila celana tanpa motif. Sebab, khalayak terkadang lebih fokus pada kemeja dan aksesori, sedangkan soal sepatu cukup sneakers ataupun wedges.
“Kalau soal aksesori, bisa gelang atau kacamata. Tidak terlalu spesifik asalkan nyaman dipakai. Bandana juga bisa jadi pilihan,” tandasnya. (luk/c1/wen)