TULUNGAGUNG – Pasang surut anggota komunitas kartu YuGiOh Tulungagung (Yuto) menjadi tantangan tersendiri. Meski demikian, kelompok yang sudah berdiri 14 tahun tersebut kini tetap eksis dengan berbagai dinamika di dalamnya.
Terdengar teriakan kompetitif di salah satu warung kopi di pinggiran Sungai Ngrowo, Senin (7/3) sekitaran pukul 13.00 WIB. Teriakan tersebut berasal dari komunitas kartu YuGiOh Tulungagung (Yuto) yang sedang mengadakan gathering dengan latihan pertandingan kartu YuGiOh. Permainan kartu YuGiOh sendiri berasal dari kartun animasi Jepang dengan nama yang sama.
Ketua Komunitas Yuto, Soni Yahya mengatakan, komunitas Yuto sudah berdiri sejak tahun 2008 dengan nama Poksi. Namun karena anggota komunitas banyak yang baru dan aturan dari pendahulunya kurang relevan, komunitas penggemar kartu YuGiOh tersebut rebranding dengan berganti nama pada 2021 sebagai Yuto. Menurut dia, aturan komunitas kurang relevan yakni mewajibkan anggotanya untuk menggunakan kartu original saat ingin bergabung dan berlatih. “Aturan itu menghambat anggota baru yang tertarik dan ingin bergabung komunitas, padahal aturan menggunakan kartu original hanya ada dalam kompetisi, bukan peraturan untuk bergabung dan latihan,” jelasnya.
Lanjut dia, harga kartu YuGiOh original card game (OCG) berkisar di harga Rp 5 ribu hingga puluhan juta per kartu. Sedangkan harga kartu YuGiOh trading card game (TCG) bisa mencapai ratusan juta rupiah. Harga kartu YuGiOh tersebut dipengaruhi oleh kelangkaan jumlah kartu dan clarity tiap kartu. Untuk dapat memainkan permainan kartu YuGiOh, minimal dalam satu permainan harus memiliki 30 kartu YuGiOh dan maksimal 60 kartu YuGiOh. “Dalam satu permainan kartu YuGiOh ada tiga pertandingan yang akan dimainkan oleh player-nya. Permainan ini juga membutuhkan strategi, kombo kartu, dan pengetahuan tentang kartu YuGiOh” paparnya.
Dia mengaku, menyukai permainan kartu YuGiOh ini berawal dari suka dengan kartun animasi Jepang yang ditontonnya tiap minggu. Dengan memainkan kartu YuGiOh, dirinya merasa ada perasaan nostalgia saat memainkan kartu tersebut. Itulah yang membuatnya mencari komunitas dan bergabung dengan komunitas kartu YuGiOh bernama Yuto tersebut. “Awalnya suka sama animenya hingga sekarang jadi suka sama permainan kartu YuGiOh ini,” tuturnya.
Dia menambahkan, hingga kini total kartu yang dimilikinya sekitar 500 kartu. Dari total kartu tersebut, kartu YuGiOh paling mahal berkisar di harga Rp 1 juta satu kartu. Dengan memiliki banyak kartu, dia merasa dengan mudah memainkan kombo kartu yang akan dimainkan. “Tiap kartu itu memiliki kemampuan khususnya, ada kartu yang digunakan untuk menyerang, ada kartu yang digunakan untuk bertahan, dan ada juga kartu spesial yang bisa digunakan untuk menyerang serta bertahan,” imbuhnya.
Selama 14 tahun berdiri, komunitas Yuto telah mendapat berbagai penghargaan bergengsi. Salah satunya, Doni Ramadhan yang merupakan anggota dari Komunitas Yuto, berhasil menjadi juara 1 Nasional Turnamen (NATS) pada tahun 2016. Namun sayangnya, anggota berprestasi tersebut telah meninggal dunia pada tahun 2021 karena terpapar Covid-19. (*/c1/din)