KOTA BLITAR – Hari Raya Nyepi atau Tahun Baru Saka 1944 jatuh pada Kamis besok (3/2). Suasana perayaan Nyepi kali ini bakal sama seperti dua tahun sebelumnya, yakni masih berselimut pandemi Covid-19.
Yang pasti perayaan hari raya umat Hindu kali ini tetap dilakukan secara terbatas dan sederhana. Seperti di Blitar, rangkaian menjelang Hari Raya Nyepi dilaksanakan sederhana. Salah satunya kegiatan Melasti yang digelar pekan lalu di Pantai Jolosutro. “Saat itu jemaahnya dibatasi. Protokol kesehatan (prokes) ketat,” kata Kasat Lantas Polres Blitar AKP I Putu Angga Feriyana, salah satu jemaah yang turut sembahyang Melasti, kemarin (1/3).
Ya, perwira polisi di Polres Blitar itu merupakan umat Hindu. Tahun ini menjadi tahun pertamanya merayakan Hari Raya Nyepi di Blitar. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang selalu dirayakan di kampung halamannya, Bali. “Beberapa tahun ini saya rayakan di tempat dinas. Tahun lalu di Lumajang. Tahun ini di Blitar,” ungkap alumnus Akpol 2009 itu.
Bagi Putu, tidak ada keharusan merayakan Nyepi di Bali. Sebab, itu tergantung dari pribadi masing-masing. “Kalau saya pribadi sih karena tugas yang tidak bisa ditinggalkan, akhirnya merayakan di sini (Blitar, Red). Kalau di sana (Bali, Red) kan mayoritas tentu lebih rame. Tetapi di sini, minoritas, suasana pasti berbeda. Saya pun tetap menikmati,” tutur perwira asal Tabanan ini.
Menurut dia, perayaan Nyepi tak jauh berbeda dengan di Bali. Umumnya, menjelang Hari Raya Nyepi selalu digelar Melasti. Kemudian H-1 ada tawur kesanga atau festival ogoh-ogoh. “Lalu pas hari H lanjut catur bratha atau menyepi,” terang polisi yang telah 11 bulan berdinas di Blitar ini.
Selama di Blitar, ada tiga pura yang dituju untuk beribadah. Khususnya di hari-hari besar agama Hindu, yakni Pura Penataran Agung Prabha Buana di Desa Kendalrejo, Talun; Pura Arga Sunya di Krisik, Gandusari; dan Pura Sapto Argo di Tulungrejo, Gandusari.
Ketiga pura itu dipilih karena tergolong besar dan biasanya dijadikan jujugan sebagian umat Hindu di Blitar Raya untuk beribadah. Salah satunya ibadah merayakan Nyepi.
Momen Hari Raya Nyepi harus dijadikan renungan untuk instropeksi diri. Kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya harus diperbaiki dan tidak diulangi kembali. “Dan terpenting, pandemi Covid-19 yang telah melanda dua tahun ini segera sirna. Masyarakat bisa normal berkegiatan lagi,” harapnya.
Dia juga bakal mendapat kado terindah dari Tuhan di tahun ini. Istri tercintanya saat ini sedang mengandung anak pertama. Usia kehamilannya menginjak lima bulan. “Doakan semoga lancar hingga hari kelahiran,” ujarnya. (sub/c1/ady)