KOTA BLITAR – Lebih dari 2.000 ekor sapi di Bumi Penataran terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Tak hanya waspada, ikhtiar untuk menangkal penyebaran penyakit diperlukan. Misalnya dengan memberikan ramuan herbal. Harapannya bisa meningkatkan imunitas ternak. Bahkan, jika memungkinkan, ramuan tersebut diproduksi secara massal.
Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso mengatakan, pemerintah kini juga sedang mengupayakan obat untuk menangani penyakit tersebut. Sejalan dengan itu, peternak juga harus menjaga hewan peliharaannya agar tidak terpapar penyakit.
Pihaknya juga mendengar jika para paternak kini menggunakan jamu herbal untuk menangkal penyakit tersebut. Menurut dia, itu upaya yang cukup baik. Artinya, ada ikhtiar dari peternak sembari menunggu langkah pemerintah. “Itu (jamu herbal untuk tangkal PMK, Red) bagus jika memang bisa membawa kesembuhan dari PMK,” katanya.
Wabup juga mendukung penyebarluasan ramuan atau produksi secara massal jika obat alami tersebut memang membawa dampak positif di tengah PMK yang mewabah. Bahkan, pihaknya juga bakal mengoordinasikan dengan dinas terkait agar para peternak bisa mendapatkan ramuan jamu herbal untuk sapi ini. “Untuk daerah kita, herbal ini kan tidak begitu sulit didapatkan. Jadi, kami berharap peternak yang lain juga memanfaatkan alternatif dalam mengatasi PMK ini,” tuturnya.
Antisipasi dan ikhtiar menangani PMK harus dilakukan. Sebab, dalam waktu dekat ada momen Idul Adha. Itu merupakan momen yang ditunggu oleh peternak. Dengan begitu, kabar keberadaan herbal yang bisa menjadi penangkal PMK harus didukung dan dioptimalkan penggunaannya. “Tidak ada kata terlambat, selalu ada waktu dan kesempatan. Segala ikhtiar harus dicoba untuk meminimalisir dampak PMK,” imbuhnya.
Makdhe Rahmat berharap para peternak tidak panik secara berlebihan menyikapi penyakit tersebut. Kendati begitu, bukan berarti abai. Sebab, penyebaran penyakit ini cukup cepat. Selain memberikan suplemen atau nutrisi tambahan, mengurangi mobilitas atau internaksi dengan orang tidak dikenal juga menjadi salah satu alternatif untuk menjaga ternak dari paparan penyakit.
Informasi yang berhasil dihimpun Koran ini, sampai 23 Juni 2022 pukul 14.00 WIB, total kasus PMK sebanyak 2.108. Jumlah itu tersebar di 19 kecamatan. Rinciannya, total sakit 1.887 sapi dan kasus baru 221 sapi. Sembuh sekitar 455 sapi, mati 13 sapi, dan dipotong paksa 3 sapi. (hai/c1/wen)