KOTA, Radar Trenggalek – Jangan sekali-kali meremehkan usulan perempuan, anak, disabilitas, dan kelompok rentan lainnya. Pasalnya hal tersebut telah disusun sedemikian rupa dalam Musyawarah Perencanaan Perempuan, Anak, Disabilitas dan Kelompok Rentan (Musrena Keren). Apalagi keberadaan mereka dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) hanya dianggap sebagai pelengkap saja sehingga suara juga aspirasi yang diusulkan kurang didengar. Tak ayal segala kebijakan yang dilakukan terhadap mereka, sejauh ini terkesan kurang maksimal. “Karena itu, kami mewadahi mereka melalui kegiatan tersebut sehingga bisa menyuarakan apa yang diinginkan,” ungkap Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Trenggalek dr Ratna Sulistyowati.
Dia melanjutkan, OPD yang ada tidak bisa lagi sok tahu akan kebutuhan kaum tersebut. Ini bisa dicontohkan seperti kebutuhan kaum disabilitas, misalnya kursi roda. Kendati secara kasat mata terlihat sama bentuknya, namun sejatinya tidak sama karena harus disesuaikan dengan kebutuhan. Maka sebelum memberikan bantuan tersebut perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, disesuaikan dengan anatomi tubuh mereka. “Tujuannya agar pemakai menjadi nyaman, hal ini juga dengan kebijakan yang harus sesuai kebutuhan,” katanya.
Dengan demikian, para kelompok rentan bisa ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan daerah sehingga keberadaan mereka bukan hanya sebatas menjadi pelengkap, melainkan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan. “Semoga dengan itu kebijakan yang dilakukan sudah sesuai kebutuhan, maka kami berharap kelompok rentan benar memanfaatkannya,” jelasnya.
Hal yang tidak jauh berbeda diungkap oleh Pejabat (Pj) Sekda Trenggalek Andriyanto. Dia menambahkan, dengan kebijakan itu diharapkan kelompok rentan memanfaatkan fasilitas yang ada. Karena itu, ketika ada kegiatan jangan sekali-kali mengabaikan dengan menyampaikan gagasannya. Penyampaian gagasan tersebut harus sesuai pokok pembahasan agar semua tepat sasaran. “Sebuah gagasan yang sangat luar biasa akan menjadi percuma bila tidak ada pengakuan. Karena itu sampaikan gagasan yang baik untuk pembangunan ke depan agar terlaksana dengan baik,” imbuhnya. (jaz/c1/rka)