Tuesday, May 24, 2022
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Home Life Style

TRADISIONAL: Haryadi berada di dapur produksi menyepuh lempengan besi baja untuk dibuat golok beberapa waktu lalu. (MOCHAMMAD SUBCHAN ABDULLAH/RADAR BLITAR.)

Pakai Onderdil Bekas dan Arang Kayu Jati, Pandai Besi asal Bumi Bung Karno Kini Masih Eksis

April 12, 2022
in Life Style
0

KOTA BLITAR – Bekerja sebagai pandai besi sudah dijalani Hariyadi selama hampir 20 tahun. Warga Kelurahan Turi, Kecamatan Sukorejo itu menerima pesanan berbagai macam jenis pisau, hingga perkakas pertukangan. Usahanya juga ikut terdampak pandemi Covid-19.

Rumah sederhana itu bersebalahan dengan tempat produksi sejumlah perkakas. Tidaklah luas. Hanya berukuran sekitar 2×3 meter persegi. Disitulah Hariyadi sehari-hari menempa besi ataupun baja untuk dijadikan barang-barang bernilai ekonomi.

Usaha pandai besi itu telah ditekuninya puluhan tahun. Berawal dari kesenangan mengolah logam, kini kesenangan itu menjadi pekerjaan pokok yang menghasilkan pundi-pundi rupiah. ”Memang sejak muda itu suka dengan logam. Mencoba mengolah sendiri menjadi pisau hingga akhirnya ada teman yang tertarik dan minta dibuatkan,” ungkapnya saat ditemui di rumahnya, kemarin (11/4).

Kala muda, Hariyadi juga hobi berkelana di hutan sembari berburu hewan. Salah satu perkakas yang wajib dibawa adalah pisau berburu. Untuk mendapatkannya, saat itu, dia harus membeli. Tetapi pisau yang dibeli tidak sesuai dengan harapan.

Hariyadi kurang cocok dengan pisau yang dibelinya. Hatinya tergerak untuk membuat pisau sendiri. “Setelah jadi, ternyata ada teman yang suka. Dia (teman, Red) tanya beli di mana?, lalu saya jawab ini buat sendiri,” kenangnya.

Dari situ, teman Hariyadi meminta untuk dibuatkan, sama persis. Lambat laun, usaha pandai besi Hariyadi makin didengar banyak orang. Usahanya semakin berkembang.

Meski dalam gempuran teknologi yang semakin canggih, usaha pandai besi Hariyadi tetap eksis. Proses pembuatan barang-barang pisau, pedang hingga katana, tetap menggunakan cara tradisional. ”Terkadang untuk mengasah pisau saya menggunakan mesin gerinda. Kadang juga diasah cara manual,” terangnya.

Hampir seluruh produk hasil karya Haryadi berbahan baja karbon. Dia mendapat bahan bakunya dari spare part atau onderdil bekas kendaraan terutama mobil. Bahan baku itu di antaraya berupa per mobil hingga klaker. Barang itu didapat dari bengkel-bengkel atau tukang rosok.

Seluruh tahap pembuatan pisau ataupun perkakas lainnya dikerjakan sendiri. Mulai dari nol hingga tuntas. Untuk membuat pisau misalnya. Hariyadi harus menempa dulu bahan baku berupa per mobil hingga memanjang lurus yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih dulu.

Untuk memanaskannya, Hariyadi menggunakan media pembakaran berupa arang. Arang yang dipilih yakni dari kayu jati. Suhu panasnya mencapai 500-700 derajat celcius. “Setelah dibakar, kayu itu ditempa hingga membentuk pola pisau atau pedang yang diinginkan,” ujarnya.

Setelah pola yang diinginkan terbentuk, barulah menyepuh calon pisau dan pedang itu. Selanjutnya, diasah untuk menghasilkan mata pisau yang tajam dan kuat.

Haryadi mengerjakan pesanan sesuai permintaan pelanggan. Biasanya, pelanggan menunjukan foto model pisau atau pedang dari produk tertentu. Kemudian meminta dibuatkan mirip seperti produk aslinya. ”Tentu hasilnya tidak 100 persen sama. 75 persen. Memang yang saya buat kan duplikasinya sebagai koleksi,” terangnya.

Kebanyakan dia menerima pesanan dari komunitas pemburu hewan. Mereka memesan secara pribadi untuk dibuatkan pisau berburu dengan model tertentu. Selama ini, dia menerima pesanan dari sejumlah daerah. Di antaranya, Jakarta, Bandung, Kalimantan, hingga Sumatera. Bahkan juga sampai luar negeri seperti Tiongkok dan Malaysia.

Untuk harga bervariasi. Misalnya perkakas standar untuk pertukangan dan pertanian dibanderol mulai Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribu perbuah. Sedangkan untuk pisau hias seperti duplikat katana, golok, hinga pedang, dijual mulai Rp 1 juta hingga Rp 3 juta. ”Semua harga tergantung model dan tingkat kesulitannya. Makin sulit dan besar ya makin mahal,” katanya.

Nah, saat pandemi Covid-19 menerpa, usaha pandai besi Haryadi ikut terdampak. Jumlah produksi berkurang hingga 50 persen. “Biasanya sehari bisa mengerjakan 10 pisau, kini hanya lima pisau saja. Tetapi tidak masalah. Yang penting tetap ada dan kami selalu mempertahankan kualitas,” tandasnya. (*/wen)

 

Tags: blitarblitar hari iniblitar updatekabupaten blitarkota blitarperistiwa blitarradar blitarradar penataranradar tulungagung
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Kuras Uang Negara Rp 200 M, Untuk Penunjang jalan Tol Kediri– Tulungagung

Next Post

Ponpes Nurul Ulum Pakai Metode Bandongan, Khatam Kitab Per 15 Hari

Related Posts

Berbagai Komunitas di Kediri Satu Suara Melawan Pemberangusan Kebebasan Berpendapat

Berbagai Komunitas di Kediri Satu Suara Melawan Pemberangusan Kebebasan Berpendapat

by admin
21 May 2022
0
200

KEDIRI - Hawa dingin yang menyergap selepas hujan tak membatasi...

Band Pop Miss Poke Berhasil Performa Di Event Musik Nasional

by Editor RaTu
20 May 2022
0
314

TULUNGAGUNG - Pop Miss Poke band berganre pop punk asal...

Situs Drawing Exhibition: Beri Edukasi dan Hiburan Masyarakat Lewat Lukisan

by Editor RaTu
17 May 2022
0
398

TULUNGAGUNG - Peringati bulan menggambar nasional yang bertepatan pada Mei,...

Load More
Next Post

Ponpes Nurul Ulum Pakai Metode Bandongan, Khatam Kitab Per 15 Hari

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

Gandeng Radar Blitar, MAN 1 Blitar Gelar Pelatihan Jurnalistik Divisi Reporter

Perguruan Tinggi Ikut Berperan dalam Peningkatan Kemampuan Digital dan Jiwa Wirausaha Generasi Muda

5 months ago
262
Ingin Cantik Awet, Pakai Pasmina Plisket

Ingin Cantik Awet, Pakai Pasmina Plisket

4 months ago
139

Popular News

    Facebook Instagram Twitter Youtube

    Radar Tulungagung

    Jawa Pos Radar Tulungagung adalah media yang memiliki 4 wilayah edar yaitu Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar dan Trenggalek.

    Category

    Currently Playing

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Index Berita
    • Berita Daerah
      • Tulungagung
      • Blitar
      • Trenggalek
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Sosok
    • Pendidikan
    • Life Style
    • Sport

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital