TULUNGAGUNG – Pakan ikan konsumsi yang terus naik tanpa ada penurunan membuat pembudi daya kelabakan. Bahkan, beberapa dari mereka berpindah ke ikan hias. Solusinya, pemerintah menyarankan pembudi daya membuat pakan sendiri guna memangkas cost untuk pakan.
Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Tulungagung, Lugu Tri Handoko mengatakan, harga pakan ikan yang terus naik mengikuti regulasi dari Kementerian Perdagangan. Bahan baku pakan ikan seperti kedelai, jagung, dan tepung ikan yang harganya naik membuat harga pakan ikan juga mengikuti. “Kita (diskan, Red) tidak mempunyai kewenangan ke arah itu,” katanya.
Dia melanjutkan, untuk itu pihaknya menyarankan kepada pembudi daya ikan agar lekas membuat pakan ikan sendiri. Itu dengan dukungan dari pemerintah pusat maupun provinsi berupa bantuan mesin pelet agar biaya pakan bisa sedikit ditekan. Dengan catatan, pakan mandiri tersebut tidak boleh diedarkan kepada selain anggota kelompok sebelum ada izin dari kementerian.
Di samping itu, pihaknya juga mengimbau kepada pembudi daya ikan untuk menyelingi pakan buatan sendiri dengan pakan dari pabrikan jika diperlukan. “Jika membuat pakan mandiri, bahan baku akan lebih ringan jika dibandingkan dengan membeli pakan dari pabrikan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Budi Daya Ikan (Pokdakan) Lestari Desa Sobontoro, Kecamatan Boyolangu, Ismanto mengungkapkan, biaya terbesar dari budi daya ikan konsumsi berada pada pakan. Tak ayal, harga pakan ikan dari waktu ke waktu terus mengalami kenaikan. Itulah kendala selama ini. Bahkan, beberapa pembudi daya ikan konsumsi memilih beralih ke ikan hias karena keadaan tersebut.
“Biasanya kenaikan harga ikan dibarengi dengan kenaikan harga pakan. Namun ketika harga ikan mengalami penurunan, harga pakan tidak mau beranjak turun. Meskipun naiknya kisaran Rp 100 per kilogram (kg), jika jumlah pakan yang dibutuhkan banyak pastinya akan terasa berat bagi pembudi daya ikan,” katanya.
Bapak dua anak ini melanjutkan, keluhan lainnya adalah kenaikan harga pakan ikan tersebut tidak diimbangi dengan kualitas pakan. Pasalnya, pakan yang diberikan kepada ikan menjadi faktor penting penentu hasil panen ikan nantinya.
Untuk solusi, lanjut dia, selain pasrah dengan kenaikan harga yang terus naik, yang dilakukan untuk menyiasati kenaikan harga pakan tersebut adalah mencoba untuk memproduksi pakan mandiri. Namun, hal ini bukan tanpa kendala. Jika produksi yang dilakukan tidak dalam jumlah besar, maka keuntungan dinilai sangat minim.
“Sudah mencari komposisi pakan dan juga mesin pembuat pakan, namun jika tidak dalam skala besar cost pakan mandiri tidak seimbang dengan hasil panen,” katanya. (mg1/c1/din)