INFEKSI virus Covid-19 ini merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan berbagai gejala. Penyakit ini pertama ditemukan di Wuhan, China. Penyebaran virus Covid-19 ini tidak menyebar di Wuhan saja melainkan di berbagai negara. Virus ini mulai berkontraksi di masyarakat Indonesia mulai Februari 2020 hingga menyebar sampai saat ini
Virus Covid-19 ini memiliki beragam varian, yaitu Alpha, Beta, Gamma, Delta, Lambda, Kappa, Eta, Lota, MU, dan yang menyebar sampai sekarang yaitu varian Omicron. (Kompas.com) Virus ini melonjak secara tibatiba karena kurang patuhnya masya rakat Indonesia dalam berprotokol kesehatan. Virus ini berdampak buruk bagi suatu negara dalam bidang pendidikan seperti Indonesia.
Sejak bulan Maret 2020, Menteri Pendidikan dan Budaya, Nadiem Makarim menetapkan sebuah kebijakan bagi para pelajar untuk jarak jauh. Pelajaran dilakukan di rumah ma sing-masing atau secara online. Dalam sistem pendidikan ini ditemukan berbagai kesulitan yang merupakan kerugian bagi calon penerus bangsa. Ini merupa kan hal merugikan bagi bangsa Indonesia, karena pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk membangun generasi selanjutnya, Lantas bagaimana keadaan Indonesia ke depannya?
Sistem pendidikan di Indonesia pada tahun 2016 lalu terdapat perubahan, yang pada awalnya sistem Ujian Nasional (UN) berbasis tulis digantikan dengan sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Hal ini merupakan kendala baru bagi pelajar. Mereka sudah biasa dengan beragam ujian tulis namun digantikan lewat komputer, sehingga terdapat sekolah yang memiliki kendala yaitu dari segi fasilitas dan sarana. Hal ini membuat berbagai pendapat yang tidak efisien bagi pelajar.
Pandemi Covid-19 telah memperburuk kurangnya akses yang ada. Mengapa demikian? Salah satu alasan terbesarnya adalah pembatasan sosial yang bertujuan untuk mengurangi tingkat pertumbuhan orang yang terpapar virus dengan semua pembelajaran yang kini beralih secara online. Banyak tantangan bagi pelajar masa kini dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Sistem pembelajaran jarak jauh ini dapat meningkatkan teknologi di Indonesia.
Apakah sistem pendidikan mengalami kemajuan? Para pelajar mengalami berbagai kendala dalam meresapi ilmu yang diberikan tersebut, dan para pengajar dipaksa untuk menyam paikan berbagai materi dan mengoptimalkan pembelajaran. Mahasiswa dari perguruan tinggi juga merasakan dampak yang sama. Ada UKT perkuliahan yang masih tinggi, banyak juga yang turun, dan sampai dihapuskan.
Jika hal ini terus terjadi, lama-kelamaan akan banyak perguruan tinggi yang gulung tikar karena sebagian hidupnya penopang dari biaya UKT. Pembelajaran online ini banyak mengundang keresahan yang dirasakan oleh pelajar. Untuk bisa bergabung dalam kelas online, mereka harus mempunyai berbagai fasilitas mulai dari laptop, smartphone, kuota internet yang mencukupi, dan jaringan yang memadai. Bagaimana para pelajar tidak memiliki fasilitas tersebut? Tentu para pelajar yang mengikuti tidak dapat menerima pelajaran secara maksimal.
Di luar sana masih ada pelajar yang ekonomi keluarganya kelas bawah dan tidak dapat membeli fasilitas tersebut. Para orang tua mereka yang tidak memenuhi fasilitas, hingga rela menjual harta benda. Alasan mereka bahwa pembelajaran online ini sulit dimengerti daripada pembelajaran di kelas.
Para pelajar juga beralasan dampak dari jaringan yang tidak stabil membuat mereka berhenti sementara untuk belajar. Berarti permasalahan yang dihadapi oleh pelajar saat ini sangat banyak mulai dari kuota internet, jaringan yang melemah, dan tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh para pengajar.
Dari hal ini dapat dilihat bahwa sistem pendidikan di Indonesia menurun. Dan masalah yang paling penting adalah sulitnya guru mengajarkan nilai-nilai etika atau moral karena tidak bisa bertatap muka secara langsung.
Akibatnya, baik siswa maupun guru menghadapi kesulitan selama proses pembelajaran jarak jauh. Menurut teori Sosiologi Fungsio nalisme, teori ini menekankan kepada stabilitas, fungsi, integritas, dan koordinasi. Dalam perspektif ini, masyarakat adalah sebagai suatu sistem dari berba gai kondisi yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Pada ma sa pandemi Covid-19 ini, pendidikan terdorong dalam realitas masyarakat.
Tindakan tersebut memiliki kebijakan dan tujuan. Tindakan ini dapat dilihat dari sistem pendidikan yang beralih pembelajaran online. Maka dari itu, perlu adanya sistem adaptasi dalam hal pendidikan yang harus menanggulangi situasi dan berbagai perma salahan dari luar. Sistem pendidikan harus menyesuaikan diri untuk memenuhi kebutuhan para pelajar yang semestinya di jalankan. Para pelajar membutuhkan adaptasi terhadap peng gu naan teknologi yang membu tuhkan jaringan stabil.
Lingkungan sekolah harus juga beradaptasi terhadap realitas eksternal pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 ini merusak sistem pendidikan di Indonesia. Pemerintah seharusnya lebih meningkatkan kualitas pendidikan secara bertahap dan membuahkan hasil yang baik. Dengan demikian, para pelajar tidak merasa kekurangan fasilitas dalam belajar.
Pemerintah seharusnya memberikan kebijakan atau sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan agar mengu rangi angka penyebaran Covid-19 ini. Semoga pandemi Covid-19 cepat berakhir agar sistem pendidikan Indonesia bisa pulih kembali. Penerus negara dapat melanjutkan pendidikan dengan nyaman, sehingga dapat membuat masa depan Indonesia menjadi lebih baik. (*)
Oleh: MUHAMMAD IQBAL MUBARAK