KABUPATEN BLITAR – Datangnya bulan suci Ramadan dimaknai mendalam oleh para santri pondok pesantren (Ponpes) Tarbiyatus Sholihin. Di Ramadan tahun ini, para santri diwajibkan khatam dua kitab berbeda. Uniknya, waktu khataman yang diberikan terbilang singkat.
Agenda ini biasa disebut dengan pasanan. Atau secara istilah, berarti seluruh rangkaian kegiatan ibadah santri di lingkungan ponpes. Baik itu kajian Alquran, kitab, ceramah, dan juga kegiatan ubudiah lain.
Pengasuh Ponpes Tarbiyatus Sholihin, Ustad Rochmat Khudlori mengatakan, khataman kitab sudah jadi agenda wajib selama Ramadan. Para santri juga sudah terbiasa dengan khataman kitab di setiap tahun. “Kalau di luar Ramadan kan khataman kitab itu selama setahun. Nah, kalau Ramadan, waktu khataman itu ya selama bulan suci itu,” jelasnya.
Bukan 30 hari Ramadan, para santri wajib menuntaskan khataman kitab selama 20 hari Ramadan. Rochmat mengaku, pihak pengasuh ponpes sengaja memberi izin kepada para santri untuk kembali ke rumah masing-masing. Tepatnya di penghujung bulan Ramadan. Hal ini bertujuan untuk menghindarkan santri dari masa-masa puncak mudik. “Kita izinkan santri untuk pulang kampung di 10 hari terakhir. Karena banyak santri berasal dari luar daerah, seperti Nganjuk hingga Probolinggo,” ungkapnya.
Adapun dua kitab yang jadi “menu” harian bagi para santri di Ramadan tahun ini adalah kitab Ta’lim Muta’alim dan Asroru Ashoum. Dua kitab ini sengaja dipilih sebagai bahan ajar, mengingat substansi yang melekat pada dua kitab tersebut dinilai relevan dengan bulan suci Ramadan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM).
“Kitab Asroru Ashoum itu berisi tentang hikmah yang terkandung di dalam puasa itu sendiri. Maka, santri akan lebih memaknai ibadah puasa. Lalu, kitab Ta’lim Muta’alim itu isinya tentang bagaimana kita membangun sebuah hubungan yang baik antara guru dan murid,” ujar Rochmat.
Pria ramah ini menegaskan, kajian kitab biasa digelar sebanyak tiga sesi dalam sehari. Yakni, bakda subuh, bakda asar, dan bakda salat Tarawih. Sedangkan, siang hari biasa digunakan oleh para santri untuk melaksanakan pendidikan formal di sekolah. Itu sebabnya pihak ponpes meniadakan kegiatan kajian di siang hari. “Jadi, kajian kitab saat pasanan itu lebih panjang,” tegasnya.
Selain kegiatan tersebut, para santri ponpes yang berlokasi di Kelurahan Kuningan, Kecamatan Kanigoro, itu juga punya agenda lain. Seperti halnya tadarus Al-Quran, salat Tarawih berjamaah, hingga salat hajat. Seluruh rangkaian agenda pasanan ini dimaksudkan agar warga ponpes dapat memaknai bulan suci Ramadan secara penuh. (dit/c1/ady)