KOTA BLITAR – Penyaluran bantuan pangan nontunai (BPNT) untuk tahap pertama sudah tuntas. Namun, pihak kantor pos sebagai penyalur BPNT bersama Dinas Sosial (Dinsos) Kota Blitar melakukan rekapitulasi jumlah bantuan yang tidak tersalurkan.
Selain itu, kantor pos dan tim tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) dan pekerja sosial masyarakat (PSM) juga sedang melakukan verifikasi lapangan terhadap sasaran penerima BPNT tahap pertama. Verifikasi lapangan itu untuk memastikan penerima sudah sesuai ketentuan. “Verifikasi itu semacam foto rumah. Mereka door-to-door,” kata Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan dan Jaminan Sosial, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Blitar, Rurin Hatmawati kepada Koran ini kemarin (20/3).
Verifikasi lapangan itu, jelas Rurin, untuk memastikan bahwa bantuan yang disalurkan tepat sasaran. Namun apabila nanti di lapangan ditemukan ketidaksesuaian, maka petugas akan mencoret dari daftar penerima BPNT. “Ya, kalau semisal ada seperti itu untuk berikutnya tidak diberikan lagi bantuan,” jelasnya.
Ketidaksesuaian itu, terang dia, seperti penerima termasuk golongan orang mampu. Itu terlihat dari kondisi rumah serta aset yang dimiliki penerima yang masuk kategori mampu. “Saat waktu penyaluran, yang difoto kan orangnya. Nah, yang sekarang gantian rumah KPM-nya yang difoto,” ujar perempuan ramah ini.
Pada penyaluran tahap pertama ini, berdasarkan data dari Kantor Pos Blitar, total jumlah sasaran penerima BPNT sekitar 8.103 keluarga penerima manfaat (KPM). Tahap pertama, BPNT disalurkan senilai Rp 600 ribu selama tiga bulan. Di tahun ini, BPNT diterimakan dalam bentuk uang tunai.
Setiap KPM mendapat jatah Rp 200 ribu per bulan. Disalurkan setiap tiga bulan sekali. Untuk tahap kedua, jatah penyaluran bakal digelar untuk April, Mei, dan Juni. (sub/c1/ady)