KOTA BLITAR – Berkaca dari gelaran open tournament yang dihelat di awal tahun ini, Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kabupaten Blitar mengintip kans untuk kembali menggelar agenda yang sama tahun depan. Namun, jajaran pengurus induk cabang olahraga (cabor) perlu melakukan banyak pertimbangan.
Ketua Umum PBSI Kabupaten Blitar, Achmad Lazim mengatakan, wacana ini muncul setelah induk cabor menilai turnamen yang digelar pada awal tahun ini sukses. Turnamen yang mempertemukan berbagai klub se-Indonesia itu kemarin memang ditujukan sebagai ajang untuk menggembleng pebulu tangkis di wilayah kabupaten.
“Memang arahnya ke sana. Kita ingin kembali menggelar agenda serupa tahun depan. Karena itu juga bagian dari program pembinaan atlet di internal PBSI. Itu juga bisa jadi tolok ukur untuk menilai sejauh mana kemampuan anak-anak kita,” ujarnya.
Namun, harus diakui jika PBSI harus siap untuk kembali merogoh kocek lebih dalam jika berniat untuk kembali menggulirkan agenda serupa di tahun depan. Hal ini menjadi salah satu poin utama yang dipertimbangkan. “Perlu anggaran besar jika ingin menggelar open tournament. Karena skalanya juga lebih besar,” tegasnya.
Hal itu bisa saja dilaksanakan jika PBSI bisa menggandeng pihak ketiga sebagai sponsor. Jadi, ujar Lazim, gelaran open tournament tahun depan bersifat opsional. Bisa dilakukan jika ada sponsor dan ada kemungkinan tidak akan digelar jika induk cabor belum bisa menggandeng pihak ketiga.
“Artinya, kemungkinan tetap ada. Karena itu adalah agenda yang bagus. Kalau memang nanti ada sponsor bisa kita laksanakan. Jika tidak pun juga tidak ada masalah. Yang terpenting adalah bagaimana kita tetap mengawal pembinaan internal di masing-masing klub di bawah PBSI bisa tetap berjalan,” bebernya.
PBSI tidak terlalu merisaukan soal gelaran turnamen terbuka. Sebab, ada berbagai agenda pembinaan lain yang jadi fokus jajaran pengurus. Mulai dari pemusatan latihan kabupaten (puslatkab) hingga kejuaraan kabupaten (kejurkab). “Untuk saat ini kan pembinaan kembali diserahkan ke masing-masing klub. Nah, kita fokus dulu pada soal mekanisme pelatihan secara kolektif,” katanya. (dit/c1/ady)