KABUPATEN BLITAR – Perusahaan daerah air minum (PDAM) yang sebentar lagi berubah menjadi Perum Daerah Air Minum Tirta Penataran kembali menorehkan prestasi gemilang tingkat nasional. Di bawah kepemimpinan Yoyok Widoyoko, tiga penghargaan pada ajang Top BUMD Awards 2022 berhasil dibawa pulang ke Bumi Panataran. Di antaranya, TOP BUMD 2022 Bintang 4, TOP Pembina BUMD 2022, dan TOP CEO BUMD 2022.
TOP BUMD AWARDS adalah ajang tahunan yang diselenggarakan oleh majalah Top Bussiness bekerja sama dengan Institute Otonomi Daerah (i-OTDA), lembaga, asosiasi, dan perguruan tinggi. Melalui seleksi ketat dengan puluhan juri yang terdiri dari para profesor dan doktor. Ribuan badan usaha milik daerah (BUMD) di Indonesia bersaing menjadi yang terbaik setiap tahunnya. Tidak hanya progres kinerja positif, inovasi perusahaan juga menjadi bagian penting dalam penilaian.
Syukur, kerja keras, dan inovasi-inovasi yang dilakukan perusahaan pelat merah ini tidak mengecewakan. Dalam ajang seleksi tahunan TOP BUMD Awards 2022, tiga kriteria tersebut dipertahankan dan berhasil diraih kembali.
Beberapa waktu lalu, Bupati Rini Syarifah selaku Pembina BUMD dan Yoyok Widoyoko sebagai Direktur BUMD diundang ke Jakarta untuk menerima penghargaan tersebut. Namun, karena agenda yang cukup padat, seremoni penyerahan TOP Pembina BUMD 2022 yang diraih Bupati Rini Syarifah diwakili oleh Wakil Bupati Rahmat Santoso.
Kendati begitu, sebelum penyerahan penghargaan ini Mak Rini pernah menyampaikan apresiasinya terhadap PDAM Tirta Penataran atas prestasi tersebut. Dia juga berharap penghargaan ini berbanding lurus dengan kinerja perusahaan. Lebih lanjut, perusahaan daerah ini juga harus berupaya agar bisa berkontribusi untuk pendapatan asli daerah. “Ini sudah kali kedua, kinerja beliau (Yoyok Widoyoko dan personel PDAM Tirta Penataran, Red) bagus. Ke depan harus lebih bagus lagi, tidak hanya pelayanan tapi juga cara meningkatkan PAD yang signifikan,” ungkap Mak Rini.
Usai mewakili Bupati Rini Syarifah sebagai penerima TOP Pembina BUMD, Wakil Bupati Rahmat Santoso mengaku bangga dengan kinerja PDAM Tirta Penataran. Menurut dia, kinerja prositif ini harus terus ditingkatkan. Dengan begitu, fungsi badan usaha daerah bisa diwujudkan. “Tidak hanya memberikan pelayanan kepada masyarakat, namun juga mampu berkontribusi untuk pendapatan daerah,” katanya.
Wabup juga berharap inovasi terus diupayakan dalam pengembangan usaha perusahaan. Dia melihat potensi besar yang bisa dioptimalkan untuk meningkatkan kembali laba perusahaan pelat merah ini. Untuk itu, tidak ada salahnya mulai melirik swasta sebagai mitra kerja dalam mengembangkan usaha. “Saat ini kan sedang dirintis usaha air minum dalam kemasan (AMDK), menggandeng swasta untuk distribusi, kami rasa itu baik untuk meningkatkan keuangan perusahaan,” tegasnya.
Makdhe Rahmat mengaku butuh kerja ekstra untuk menjalankan perusahaan. Faktanya tidak hanya proses produksi, tapi pemasaran juga menentukan kelangsungan suatu usaha. “Saya merasakan sendiri susahnya menjadi pelaku usaha. Apalagi, ngurus izin edar, merek, dan lain sebagainya. Tidak ada salahnya untuk urusan distribusi kerja sama dengan swasta, tapi brand daerah juga harus tetap dijaga,” harapnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar Izul Marom mengatakan, perusahaan daerah ini mempunyai dua orientasi, yakni orientasi sosial (social oriented) dan orientasi laba (profit oriented). Sebagai perusahaan daerah, PDAM dituntut menghasilkan keuntungan dan menyumbangkan pendapatan asli daerah (PAD) dalam APBD. Di sisi lain, sesuai dengan amanat SDGS, PDAM diharuskan menyediakan air bersih dalam rangka pemenuhan air bersih bagi masyarakat. “Untuk melaksanakan dua orientasi itu, PDAM Kabupaten Blitar dituntut kerja keras dan profesional. Selamat atas anugerah Top Brand BUMD Award 2022 yang diterima PDAM Kabupaten Blitar. Semoga PDAM Tirta Penataran semakin jaya,” apresiasinya.
Prestasi gemilang ini juga mendapatkan apresiasi dari Dewan Pengawas PDAM Tirta Penataran, Suwandito. Dia tidak begitu kaget dengan kinerja positif ini. Pasalnya, beberapa tahun terakhir kondisi perusahaan pelat merah ini memang sangat memuaskan.
Tidak hanya dalam hal pelayanan kepada masyarakat, kinerja keuangan perusahaan juga sangat baik. Untuk itu, sangat wajar jika perusahaan tersebut diganjar dengan penghargaan. “Kami akui ini semua bisa diraih berkat kerja tim di bawah kepemimpinan Pak Yoyok Widoyoko,” akunya.
Namun, jelas Suwandito, capaian ini harus terus ditingkatkan. Memberikan pelayanan terbaik serta memperluas jaringan layanan menjadi tantangan perusahaan. “Sebagai perusahaan daerah, ada dua sisi yang harus diperhatikan. Yakni, sisi bisnis dan pelayanan. Nah pelayanan kepada masyarakat ini yang utama,” bebernya.
Sementara itu, Direktur atau CEO PDAM Tirta Penataran, Yoyok Widoyoko mengucapkan syukur atas capaian prestasi nasional tersebut. Dia juga berterima kasih kepada para pihak yang terus mendukung perusahaan pelat merah ini dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai perusahaan milik daerah. “Kami sampaikan terima kasih kepada Bu Bupati dan Pak Wabup yang men-support kami untuk selalu berbenah dan berinovasi, serta semua pihak termasuk para pelanggan kami. Begitu juga kepada panitia yang telah memberikan anugerah dan kepercayaan ini,” ujarnya.
Menurut dia, yang menjadi tantangan bagi Perumda Air Minum Tirta Penataran berikutnya adalah mempertahankan capaian dan predikat dalam ajang TOP BUMD. Itu di luar kewajiban memberikan pelayanan optimal dan lebih baik untuk masyarakat.
Ada beberapa inovasi yang akan dilakukan untuk perbaikan kinerja bisnis dan layanan air minum yang akan datang. Selain inovasi sistem pelalayan dan sistem informasi manajemen, inovasi produksi AMDK yang bakal menjadi perhatian. “Ke depan ini kami sedang mengembangkan inovasi pemasangan smartgrid water meter system berbasis IOT untuk pemantauan kinerja pendistribusian air yang terpantau dan terukur secara real time,” jelasnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga berencana membuat program atau inovasi dalam pelayanan. Misalnya, memberikan pelayanan pada fasilitas umum berupa kran air siap minum dan langganan isi ulang air siap minum minim 250 liter untuk kebutuhan rumah tangga. Menurut dia, dengan sistem ini akan lebih menghemat pengeluaran masyarakat ketimbang langganan air galon.
Terkait cakupan layanan, tegas Yoyok, ada sejumlah tantangan yang harus diselesaikan. Misal, tingginya non revenue water (NRW) alias air tak berekening dan cakupan layanan yang relatif kecil. “Kami terus berupaya untuk itu (NWR, Red), seperti mengganti meter air, mengganti jaringan lawas, serta memasang distrik meter berbasis IOT secara bertahap. Kami juga akan hidupkan kembali unit yang tak beroperasi untuk perluasan cakupan pelayanan, serta akan memberikan promo pasang baru,” terangnya.
Adapun terkait target kinerja bisnis dan layanan tahun ini, Yoyok mengatakan, kinerja keuangan perusahaan cukup baik. Target pendapatan dan laba bersih 2021 terlampaui, bahkan terus menunjukan tren naik. Sedangkan untuk cakupan layanan, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan tersebut. “Sementara belum ada alokasi pembagian laba karena menunggu perda perumda. Setelah perda itu diundangkan, akan segera kami tindak lanjuti untuk penetapan dan penggunaan laba bersih,” tandasnya. (hai/c1/ady)