KABUPATEN BLITAR – Prestasi Ikatan Sepeda Sport Indonesi (ISSI) Kabupaten Blitar berbanding terbalik dengan sarana-prasarana (sarpras) penunjang latihan. Menjadi salah satu cabor penyumbang medali di berbagai ajang, para atlet balap sepeda harus berlapang dada. Sebab, mereka kudu berlatih di trek yang jauh dari kata standar.
Yang paling mencolok adalah sarpras bagi nomor BMX. Nomor balap sepeda ini mengharuskan induk cabor memiliki trek atau lintasan khusus dalam kegiatan latihannya. Nah, itu yang dikeluhkan oleh para pengurus ISSI Kabupaten Blitar.
“Kita punya dua trek BMX. Pertama, ada di lapangan Desa Togogan, Kecamatan Srengat. Lalu ada juga di kawasan hutan Desa Sumberingin, Kecamatan Ponggok. Tapi, dua-duanya masih di bawah standar,” kata wakil ketua ISSI Kabupaten Blitar, Gunawan Wibowo.
Kondisi kedua trek yang dimaksud memang belum ideal, baik dalam hal teknis maupun nonteknis. Sehingga, para atlet yang berlatih harus bisa menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada di lapangan. “Baik dalam hal luasan, dimensi, hingga bstacle (rintangan, Red) itu belum memadai. Perlu adanya perbaikan agar lebih layak,” tegasnya.
Menurut Gunawan, pihaknya sudah melakukan pengajuan perbaikan sirkuit BMX. Tepatnya, pada 2019 lalu. Tapi, hal itu masih belum mendapat lampu hijau dari pemerintah. Minimnya jumlah anggaran yang dimiliki pemkab jadi alasan utama. “Kami bisa memaklumi. Karena memang belum ada anggaran. Tapi, tentu kami tetap berharap,” ujarnya.
Wajar jika induk cabor berharap sarpras penunjang latihan segera diperbaiki. Gunawan mengklaim, itu tak lepas dari berbagai prestasi yang ditorehkan ISSI bagi Kabupaten Blitar di berbagai ajang. Dalam dua multievent terakhir misalnya, ISSI selalu berhasil menyabet medali.
“Di Porprov tahun ini kami mendapatkan satu medali emas dan satu medali perak. Lalu, di Popda pekan lalu, kami mendapatkan dua medali perak. Setidaknya ini membuat kami lega. Karena anak-anak tetap semangat berlatih meskipun di tengah keterbatasan,” bebernya.
Di Porprov VIII Jatim tahun depan, induk cabor mematok target lebih tinggi. Yakni, untuk mendapat lebih dari satu medali emas. Untuk itu, penyediaan media latihan yang memadai sepatutnya jadi perhatian pemkab dan KONI. “Di Porprov tahun depan ada nomor tambahan di BMX. Yaitu, nomor time trial. Berarti, targetnya adalah meraih minimal dua emas, yaitu di nomor race dan time trial,” tandasnya. (dit/ady)