Tulungagung – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tulungagung melakukan operasi pasar minyak goreng curah sebanyak 8.000 kg atau 8 ton di halaman Disperindag kamis (7/4). Minyak goreng curah tersebut didatangkan dari Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Surabaya.
Operasi pasar yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas (Kadin) Disperindag, Tri Hariyadi ini dilakukan sebagai upaya ketersediaan stok dan kestabilan harga minyak di Tulungagung.
Minyak goreng curah ini digelontorkan khusus untuk pedagang pasar tradisional di Tulungagung. ”Karena di Tulungagung ada 32 pasar, maka pembagian minyak sebanyak 8 ton ini harus dibagi secara proporsional”. Ujar Tri Hariyadi.
Tri Hariyadi juga mengatakan harga antara pedagang dan pembeli berbeda. ”Tentunya harga yang ditentukan untuk pedagang dan pembeli berbeda, harga pedagang per kilogram nya Rp 14.389 dan untuk pembeli perkilogram nya Rp 15.500 sesuai HET”.
Target operasi pasar ini, menurutnya dilakukan untuk mengatasi adanya kelangkaan minyak goreng curah yang sulit ditemukan.
”Harapannya dengan adanya kegiatan ini, kelangkaan minyak goreng yang terjadi dapat teratasi dan dijual di pasar-pasar tradisional lagi”. Ucapnya.
Menurut para pedagang, operasi pasar yang dilakukan sangat membantu para pedagang karena dapat menstabilkan ketersediaan stok minyak goreng curah yang sulit ditemukan akhir-akhir ini. ”Adanya operasi pasar ini sangat membantu kami para pedagang pasar tradisional yang sebelumnya sangat kesulitan”. Papar Supriyadi (42), pedagang pasar.
Para pedagang juga akan menerapkan harga Harga Eceran Tertinggi (HET) kepada pembeli, sesuai dengan Permendag No. 11 tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Curah.
Pedagang berharap operasi pasar tetap ada agar tetap mendapatkan bahan baku untuk dijual lagi, dikarenakan permintaan dari masyarakat sangat tinggi untuk mendapatkan minyak.
”Harapannya tetap ada operas-operasi pasar seperti ini, agar tetap dapat bahan baku untuk dijual lagi”. Ucap Supriyadi. (ain/zaq)