TULUNGAGUNG – Yayasan Pondok Pesantren (Pontren) Panca Hidayah, Desa Tunggangri, Kecamatan Kalidawir, membagikan ratusan santunan kepada anak yatim dan duafa. Hal ini merupakan salah satu wujud kepedulian sesama manusia.

Di tengah teriknya matahari pagi kemarin (27/4), ratusan anak yatim dan duafa satu per satu mendatangi masjid Yayasan Pontren Panca Hidayah. Mereka masih terlihat memakai masker karena pandemi Covid-19 masih ada, meskipun telah mereda. Mereka mengantre untuk dilakukan pendataan.
Ketika ditemui di lokasi, Ketua Yayasan Pontren Panca Hidayah, H. Syamsul Laily SH MM mengatakan, kegiatan santunan anak yatim dan duafa ini sudah menjadi kegiatan tahunan yang rutin dilaksanakan. Kemarin merupakan santunan ke-7 yang dilakukan oleh Yayasan Pontren Panca Hidayah.
“Secara formal kami telah melakukan santunan anak yatim dan duafa ini ketujuh kali. Tapi secara diam-diam sudah sering dilakukan. Kami juga melakukan penyerahan sertifikat tanah wakaf dari BPN sejumlah tujuh sertifikat,” tuturnya.
Syamsul, sapaan akrabnya, melanjutkan, dari semua sertifikat itu enam di antaranya atas nama Yayasan Pontren Panca Hidayah. Sedangkan sisanya milik dari Syamsul Laily, yang lokasinya di setengah area rumahnya.
Bahkan, dia berencana wakaf atas nama yayasannya untuk digunakan sebagai fasilitas umum yakni rumah sakit. Hal itu karena kini rumahnya telah menjadi klinik kesehatan bagi masyarakat setempat. Karena itu setelah ada sertifikat wakaf ini nantinya dapat digunakan untuk rumah sakit yang lebih besar.
Sedangkan sertifikat atas nama Pontren Panca Hidayah untuk menunjang fasilitas-fasilitas ponpes. Seperti gedung serbaguna, penunjang SMK, madrasah, masjid, makam, dan tanah pertanian untuk pengembangan yayasan.
“Jika tanah untuk fasilitas umum harus diwakafkan, bila tidak diwakafkan dikhawatirkan terjadi masalah di kemudian hari. Jika ternyata ada bangunan seperti masjid atau pondok, bisa saja jadi sengketa jika dipermasalahkan oleh saudaranya,” terangnya.
Bisa saja bangunan fasilitas umum dibongkar saat terjadi sengketa. Akibatnya, timbul rasa tidak enak kepada orang yang telah bersedekah. Dengan adanya sertifikat wakaf ini dapat abadi dan menghindari status tanah yang tidak jelas serta demi keamanan.
Sedangkan untuk santunan, Syamsul menceritakan, setidaknya pada tahun ini ada 200 anak yatim dan duafa yang diberikan santunan oleh Yayasan Pontren Panca Hidayah. Mereka berasal dari dua kecamatan, yakni Kecamatan Kalidawir dan Ngunut .
“Kami memberikan santunan kepada anak yatim dan duafa dari Desa Tunggangri, Jabon, Domasan, Balesono, Karangtalun, dan Salak Kembang,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, tujuan adanya santunan ini adalah untuk meningkatkan rasa persaudaraan sesama umat atau hablum minallah. Di sisi lain, santunan yang diselenggarakan di masjid ini semoga bisa meningkatkan ketakwaan kepada Allah. “Jadi tidak hanya membantu ekonomi anak yatim dan duafa saja, tapi juga meningkatkan ketakwaan dan mempererat silaturahmi antarsesama umat dan mendapatkan barokah dari Nuzulul Quran,” ungkapnya.
Dia berharap, semoga kegiatan santunan ini bisa terus berjalan dari tahun ke tahun. Karena dengan adanya santunan anak yatim dan duafa ini merupakan bukti nyata bahwa Yayasan Pontren Panca Hidayah hadir di tengah-tengah masyarakat. “Harapan kami, semoga santunan ini bisa terus ada hingga tahun-tahun selanjutnya,” pungkasnya.(*/c1/din)