KABUPATEN BLITAR – Amukan si jago merah di Pasar Kesamben sudah tiga pekan berlalu. Namun, penyelidikan Tim Bidang Laboratorium Forensik (Bidlabfor) Polda Jatim urung menemukan titik terang. Praktis, penyebab pasti kebakaran tersebut masih gelap. Polisi juga belum bisa membenarkan bahwa itu murni korsleting listrik.
Kasatreskrim Polres Blitar AKP Tika Pusvitasari menyatakan, pihaknya belum menerima hasil penyelidikan polda. Padahal proses penyelidikan sudah memakan waktu hingga tiga pekan. Itu melebihi target waktu yang sebelumnya disebutkan, yakni sekitar dua pekan. Untuk itu, dalam jangka waktu dekat pihaknya bakal meminta perkembangan terkait penyelidikan tersebut.
“Rencana minggu depan kami ke polda untuk mengambil hasilnya, itupun kalau sudah selesai penyelidikannya,” ujarnya kemarin (19/12).
Tika, -sapaan akrabnya- mengaku, dua pekan penyelidikan itu diperlukan untuk mengidentifikasi barang bukti yang diduga berkaitan dengan kebakaran. Yakni, piting lampu, kabel dan beberapa benda lain. Temuan itu, sambung dia, bersumber dari satu petak lahan tengah pasar. Di area tersebut sebelumnya berdiri empat kios.
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi di TKP, kebakaran memang tampak dari dalam pasar. Namun, pihaknya belum bisa memastikan kebenaran adanya korsleting di empat kios itu. Dia masih menunggu keterangan resmi dari bidlabfor terkait hasil penelusuran.
“Kami pun tidak bisa memastikan. Karena saat itu infonya di dalam pasar sudah minim aktivitas. Sementara kalau dugaan masih korsleting,” terangnya.
Dia menambahkan, nantinya apabila proses penyelidikan belum tuntas, tidak menutup kemungkinan bahwa pemeriksaan bisa memakan waktu lebih lama. “Labfor pastinya memiliki strategi tersendiri. Insya Allah dengan keterangabn dari saksi yang kami periksa akan membantu,” imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Blitar Chandra Purnama meminta agar pemantik kebakaran segera diketahui. Selain itu, apabila ada kejanggalan, polisi bisa mengusut tuntas. Sementara untuk para pedagang, jelas dia, diminta memaksimalkan fasilitas sementara yang diberikan pemkab. Itu agar perekonomian bisa kembali berjalan.
“Walau belum maksimal, tapi setidaknya bisa untuk berdagang. Tentunya kami mendorong pemerintah untuk menyelesaikan pembangunan relokasi itu,” tandasnya.
Untuk diingat kembali, Pasar Tradisional Kesamben terbakar hebat pada Minggu (27/11) lalu. Dampaknya, total 359 kios hangus tak tersisa. Taka da korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, kerugian ditaksir mencapai Rp 25 miliar. Hingga kemarin, Pemkab Blitar mendirikan lapak sementara berbahan galvalum di jalan timur pasar. (luk/wen)