KOTA BLITAR – Tabir misteri perampokan di rumah dinas (Rumdin) Wali Kota Santoso, Senin (12/12) lalu hingga kini tak terungkap. Meski polisi telah mengantongi sejumlah barang bukti, bahkan ciri-ciri pelaku, namun penangkapan tak semudah mengedipkan mata. Bahkan, polisi menyebut kasus itu kini dalam penanganan Polda Jawa Timur guna optimalisasi penanganan.
Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono mengaku pelimpahan tersebut bukan tanpa alasan. Sesuai hasil koordinasi dengan polri dan polda, pembobolan rumdin wali kota Blitar tengah jadi atensi nasional. Karena itulah, pengejaran kawanan perampok perlu melibatkan polda. Terlebih, pelaku diduga bukan orang sembarangan.
“Pelimpahan ke polda sesuai instruksi pimpinan. Selain itu agar penyidikan bisa optimal, apabila pelaku berada di luar wilayah,” ujarnya, kemarin (19/12).
Meski kasus tersebut kini di bawah wewenang Polda Jatim, Polresta Blitar tak lantas tutup mata. Ada sejumlah ‘pekerjaan rumah’ alias PR yang harus dimaksimalkan. Misalnya, memberikan pengamanan di rumdin, serta tetap menyelidiki di wilayah hukumnya. Dalam hal ini, pihaknya bakal memantau jejak pelaku melalui lintas sektor.
“Tupoksi kami tetap pada pendalaman para saksi dan apabila ada permintaan saksi tambahan, kami koordinasi dan komunikasikan ke pelapor. Sebanyak 40 saksi yang kami periksa, jumlahnya bisa saja bertambah,” jelasnya.
Adapun terkait indentitas pelaku, lanjut Argo, belum bisa diketahui secara rinci. Hanya, ciri-ciri sejumlah perampok itu sudah diketahui. Baik rekaman closed circuit television (CCTV) dan metode lainnya. Termasuk postur tubuh, hingga atribut yang digunakan untuk beraksi. Sedangkan terkait hasil sidik jari, masih tahap profiling. Tahap ini juga melibatkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil).
Salah satu tahap yang kini dilakukan polda yakni mendalami keterangan puluhan saksi yang sebelumnya tuntas diperiksa penyidik Satreskrim Polresta Blitar. Selain itu, barang bukti yang sudah diamankan akan terus dikembangkan. Termasuk, mendalami tiga video rekaman kamera pengintai yang terpasang di sekitar rumdin.
“Secara scientific investigation sudah berjalan. Ada rumusan dan ada di bank data Tim Inafis. Lantaran ini menyangkut kepentingan penyidikan, tidak bisa saya jelaskan secara detail. Insya Allah positif, semua dikerjakan oleh tim,” tandasnya.
Seperti diwartakan, polisi sebelumnya memastikan bahwa terdapat sekitar lima orang yang merampok rumdin (12/12) lalu. Mereka mengendarai Inova hitam dengan plat merah. Kawanan pelaku tersebut membawa senpi dan sajam untuk mengancam tiga petugas satpol PP yang tengah piket. Masuk ke rumdin, mereka menyekap Santoso dan istri, serta membawa kabur uang Rp 400 juta dan sejumlah perhiasan. Polisi masih memburu komplotan pelaku. (luk/wen)