TRENGGALEK – Proses pembersihan material akibat banjir bandang di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, terus dilakukan. Hal itu dilakukan lantaran material yang dibawa seperti lumpur sangat tebal, hingga perlu waktu berhari-hari untuk membersihkannya. Ini seperti yang terlihat di SDN 2 Tasikmadu.
Pada halaman sekolah tersebut terlihat masih dipenuhi material lumpur setinggi 15 sentimeter (cm) hingga 30 cm. Padahal, selama tiga hari lalu telah dilakukan pembersihan material lumpur tersebut di lokasi. Karena saking tebalnya, pembersihan belum juga selesai. Selain guru dan warga sekolah lainnya, ada puluhan orang yang membantu pembersihan seperti petugas dari BPBD, satpol PPK, dan relawan yang membantu pembersihan. “Untuk pembersihan, kami dibantu dengan armada pemadam kebakaran untuk menyemprot lumpur, tetapi hingga kini (kemarin, Red) belum juga selesai,” ungkap Kepala SDN 2 Tasikmadu, Sukaji.
Dia melanjutkan, sebenarnya kondisi yang terjadi kemarin tidak sebanding setelah terjadi banjir bandang Senin (10 /10) lalu. Sebab, seluruh ruang kelas sempat terendam lumpur. Akibatnya, sejumlah fasilitas seperti tembok belakang, pintu depan, peralatan elektronik, dan buku sekolah rusak. “Air dan lumpur masuknya ke ruangan kelas, bisa dilihat dari bekasnya, ketinggian air ada sekitar 50 cm dari lantai di dalam kelas,” katanya.
Dengan kondisi seperti itu, sekolah terpaksa melakukan pembelajaran di rumah bagi siswanya. Sebanyak 295 siswa mulai kelas I hingga kelas VI melakukan pembelajaran secara dalam jaringan (daring), seperti ketika puncak pandemi Covid-19 lalu. Pembelajaran daring dilakukan karena selain kondisi yang tidak dimungkinkan untuk pembelajaran tatap muka, juga saat ini merupakan jadwal ujian tengah semester (UTS) sehingga proses pembelajaran harus tetap dilaksanakan.
Sementara sampai kapan proses pembelajaran daring tersebut, Sukaji belum bisa memberikan penjelasan pasti. Sebab, hal tersebut dilakukan dengan melihat kondisi yang ada, apakah bisa segera pulih atau tidak. Selain itu, untuk memulainya juga harus dengan persetujuan berbagai pihak, seperti komite, wali murid, hingga rekomendasi dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Trenggalek sendiri. “Saat ini sebagian besar ruang kelas telah berhasil dibersihkan. Namun, timbunan lumpur di halaman belum bisa teratasi. Karena itu, pembelajaran tatap muka akan kembali kami lakukan jika semua telah bersih, tentu saja dengan kesepakatan bersama,” jelasnya.(jaz/c1/rka)