KEDUNGWARU, Radar Tulungagung – Pemkab Tulungagung secara tegas tak merekomendasikan pembangunan jembatan darurat sebagai alternatif penyeberangan warga setelah ditutupnya jembatan Boro-Karangrejo.
“Janganlah berkeinginan ada jembatan darurat. Kalau tidak representatif malah membahayakan pengendara,” kata Bupati Tulungagung Maryoto Birowo usai rapat pembahasan jembatan tersebut kemarin.
Dia mengakui peran jembatan tersebut sangat vital. Warga harus memutar jauh 5-8 kilometer (km) ke arah selatan untuk bisa menyeberang. Bahkan tak sedikit yang nekat mengambil jalan pintas dengan menambang.
Maryoto melanjutkan, arus anak Sungai Brantas sagat kuat. Sungai itu juga memiliki bentang paling pendek sekitar 35 meter (m), dengan ketinggian permukaan setinggi 15 m. Jadi cukup membahayakan apabila menambang.
“Awal November, separo jembatan akan dibuka agar dapat dilintasi tapi hanya untuk roda 2. Sembari menyelesaikan pekerjaan lainnya,” pungkasnya. (lil/dfs)