TULUNGAGUNG – Beberapa waktu terakhir, Tulungagung tengah disapa dengan bencana mulai dari banjir dan tanah longsor. Maka perlu persiapan agar ketika bencana sewaktu-waktu datang segera bisa tertangani dengan baik.
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mengungkapkan, beberapa waktu terakhir ini Tulungagung dilanda bencana banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah. Berdasarkan data yang dimilikinya, masyarakat terdampak bencana telah ditangani, bantuan sudah diberikan kepada korban terdampak. Mulai sembako sampai bahan material bangunan berupa atap maupun semen untuk para korban yang rumahnya rusak akibat bencana kemarin.
“Ada biaya tidak terduga (BTT) yang sewaktu-waktu bisa digunakan penanganan terhadap bencana,” ujarnya setelah apel gelar pasukan dalam rangka Siaga Bencana di halaman kantor Pemkab Tulungagung, kemarin (10/10).
Pemkab terus berupaya mempersiapkan penanganan maupun bantuan kepada masyarakat andai bencana datang sewaktu-waktu. Termasuk melalui tim gabungan yang telah dipersiapkan untuk terjun langsung kewilayah bencana. “Andai kata terjadi (bencana, Red) maka tidak akan bingung lagi, karena semuanya sudah dipersiapkan,” ujarnya.
Mengingat bencana hamper setiap tahun terus hadir di Tulungagung, maka masyarakat harus mempertahankan keadaan pohon maupun hutan di Tulungagung. Hutan gundul merupakan salah satu factor banjir di beberapa wilayah Tulungagung. Selain itu, khusus di wilayah memiliki kemiringan tinggi, agar ditanami jenis tanaman kuat atau tanaman tegakan yang bisa menahan tanah agar tidak terjadi bencana tanah longsor.
“Desiminasi maupun sosialisasi akan kita genjot agar masyarakat bisa mengerti. Sebelumnya kita sudah memberikan bantuan tanaman produktif, memang dibutuhkan peran masyarakat agar tanaman yang sudah ada tidak dipotong,” ujarnya.
Kapolres Tulungagung AKBP Eko Hartanto menambahkan, pelaksanaan siaga bencana di Tulungagung bakal melibatkan semua stakeholder mulai dari Pemkab Tulungagung, TNI dan Polri. Tulungagung saat ini rawan bencana banjir bandang, angin puting beliung sampai tanah longsor. Kecamatan rawan terjadi bencana yakni Kecamatan Bandung, Besuki, Pucanglaban, Sendang dan Pagerwojo.
“Maka masing-masing kecamatan wajib hukumnya terdapat satu posko tanggap bencana. Dari Polri menyiapkan 1.100 anggota untuk ditempatkan pada beberapa titik posko rawan bencana yang sudah disiapkan di masing-masing kecamatan,” ungkapnya.
Personel dan pembuatan posko tersebut dibuat agar sewaktu-waktu jika terjadi bencana, personel yang siap siaga membantu masyarakat terdampak bencana. Semisal apabila terjadi banjir, personel akan membantu proses pembersihan karena banjir yang terjadi sering kali membawa lumpur. Sedangkan untuk penanganan bencana longsor, selain personel tersebut melakukan pendataan dampak, mereka juga membantu pembersihan longsor apabila longsor tersebut menimpa jalan maupun rumah warga. “Yang ditekankan adalah seluruh stakeholder di Tulungagung bakal bahu membahu untuk mengendalikan maupun mengelola terjadinya bencana dengan baik,” pungkasnya. (mg1/din)