Tulungagung – Puluhan masyarakat Tulungagung mengalami unspecified dementia atau hilang ingatan. Berdasarkan usia, rata-rata penderita penyakit tersebut di Tulungagung berusia di atas 60 tahun. Namun, penyakit ini juga berpotensi menyasar pada rentang usia lebih muda.
Subkor Penyakit Tidak Menular (PTM) dan Keswa Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, Heru Santoso mengatakan, berdasarkan data terdapat 38 kasus masyarakat Tulungagung menderita unspecified dementia atau kehilangan ingatan.
Menurut dia, angka tersebut terbilang rendah dibanding kasus serupa di kabupaten lain. “Sebenarnya kasus unspecified dementia ini terbilang sedikit, sekitar 38 kasus,” jelasnya kemarin (25/12).
Laporan diagnosis unspecified dementia tersebut berasal dari 9 puskesmas. Secara rinci, Puskesmas Besole ada 8 kasus, Puskesmas Pucanglaban ada 6 kasus, Puskesmas Gondang ada 6 kasus, Puskesmas Pakel ada 5 kasus, Puskesmas Balesono ada 3 kasus, Puskesmas Bandung ada 2 kasus, Puskesmas Campurdarat ada 2 kasus, Puskesmas Pucung ada 2 kasus, Puskesmas Tiudan ada 2 kasus, Puskesmas Bangunjaya ada 1 kasus, dan Puskesmas Tunggangri ada 1 kasus. “Jadi yang mendiagnosis itu ada di 9 puskesmas. Terbanyak di wilayah Besole ada 8 kasus,” ucapnya.
Berdasarkan usia, 38 kasus penyakit unspecified dementia berusia di atas 60 tahun. Deteksi dini penyakit tersebut bermula dari keluarga. Artinya, keputusan dalam pemeriksaan pasien tersebut ini berasal dari keluarga. “Ada stimulus kecil, tapi keluarganya segera menyikapi dengan memeriksakan ke layanan kesehatan. Ada juga yang memiliki banyak stimulus, tapi keluarga tidak bertindak untuk memeriksakan. Itu juga banyak. Jadi ya tergantung kesadaran keluarganya masing-masing,” paparnya.
Kemudian, indikasi dini penyakit unspecified dementia yakni munculnya gejala seperti pikun hingga membahayakan pasien penderita penyakit tersebut.
Dia mengaku, penyakit ini lumrah diderita oleh masyarakat usia di atas 60 tahun atau lansia. “Keluarga itu biasanya takut kalau pasien sampai hilang dari rumah. Jadi, secara psikososial itu terganggu dan secara kognitif pun terganggu,” ungkapnya.
Disinggung perihal potensi terjadinya unspecified dementia pada usia lebih muda, dia mengaku, setiap manusia memiliki potensi mengalami penyakit tersebut. Sebab, penyakit itu bisa saja menyasar pada usia yang lebih muda apabila susunan saraf pusat terganggu. “Contoh, rambut kita di usia muda berwarna hitam. Namun, semakin menua, rambut kita ini semakin memutih. Kita kan tidak bisa melihat susunan saraf pusat kita ini seperti apa. Kerusakan susunan saraf pusat itu berbeda-beda. Ada titik-titik kerentanan sensitif,” tutupnya. (mg2/c1/din)