TULUNGAGUNG – Rasa senang dan bahagia menyelimuti jemaah haji asal Tulungagung yang telah menunaikan ibadah rukun Islam ke-5 tersebut. Salah satu jemaah haji asal Tulungagung yakni Lilik, warga Desa Pojok, Kecamatan Ngantru. Setibanya turun dari bus yang membawanya pulang dari Tanah Suci, peluk dan tangis dari keluarga pun mewarnai prosesi penjemputan jemaah asal Tulunggagung tersebut. Wajar saja, jemaah haji harus berpisah dengan keluarga selama sekitar 1 bulan untuk menjalani prosesi ibadah haji.
Nuansa peluk dan tangis dari keluarga mewarnai prosesi kepulangan jemaah haji asal Tulungagung pada Jumat (22/7) pukul 04.00 WIB. Salah satunya yakni dari keluarga Lilik, salah satu jemaah haji asal Tulungagung yang berkesempatan menunaikan rukun Islam ke-5 tersebut. Peluk dan tangis dari keluarga pun tak terbendung saat Lilik memijakkan kakinya setelah turun dari bus.
Salah satu jemaah haji asal Tulungagung, Lilik mengatakan, seluruh keperluan dalam menjalankan peribadatan haji telah dipersiapkan jauh-jauh hari setelah diumumkan bahwasanya dirinya berkesempatan berangkat haji pada tahun 2022 ini. Namun, beberapa hari sebelum keberangkatan, kondisi tubuhnya merasa kurang sehat sehingga membutuhkan perawatan untuk memulihkan kondisi tubuhnya. “Saya kemarin itu sebenarnya berangkat dalam kondisi yang kurang sehat. Tapi yang namanya haji itu kan panggilan dari Allah, dan saya dipanggil untuk dapat menjalankan peribadatan haji di tahun ini. Ya saya usahakan untuk berangkat,” jelasnya kemarin (24/7).
Lanjut dia, setibanya di Tanah Suci, kondisi tubuhnya langsung mengalami pemulihan secara signifikan. Dari yang awalnya demam, lemas, pusing, hingga mual, perlahan berangsur-angsur membaik. Begitu pula dalam menjalankan prosesi haji mulai dari ihram, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, jumrah aqabah, mabit di Mina, tawaf ifadah, yang kemudian dilanjutkan dengan sai hingga tawaf wa’da. “Alhamdulillah sehat sampai sekarang dan proses haji pun lancar sampai kepulangan sekarang ini bertemu dengan keluarga,” paparnya.
Dia menambahkan, pada prosesi ibadah haji kali ini, dirinya berpisah dengan keluarga kurang lebih hampir 1 bulan. Dia mengaku sempat terbesit rasa rindu dengan keluarga saat menjalani prosesi ibadah haji. Namun, rasa kerinduan tersebut dapat terobati sementara waktu dengan bertukar kabar melalui pesan WhatsApp. “Ya kangen. Waktu menjalani ibadah, saya juga sempat kepikiran. Tapi alhamdulillah masih bisa bertukar kabar melalui handphone sehingga dapat mengobati rasa rindu itu,” ucapnya.
Setibanya di Surabaya, dia menjalani segenap prosesi pemeriksaan kesehatan untuk tercegah dari virus Covid-19. Barulah setelah dinyatakan negatif Covid-19, dia masuk ke dalam bus penjemputan untuk mengantarkannya kembali ke Tulungagung. Dalam perjalanan pulang, dirinya sempat mampir sebentar untuk makan dan bebersih. Setibanya di Tulungagung pada Jumat (22/7) pukul 04.00 WIB, dia melihat dari jendela kaca bus, seluruh keluarganya berkumpul untuk menjemput dirinya. Rasa kerinduan pun bertumpah dengan tangis setelah dia memijakkan kakinya turun dari bus dan disambut dengan pelukan dari keluarga. “Alhamdulillah, prosesi ibadah haji sudah berjalan dengan lancar dan bisa kembali dengan keluarga. Tugas haji sebenarnya kan setelah saya pulang dan dapat menjaga status haji dengan menjadi haji yang mabrur,” tutupnya. (*/c1/din)