TULUNGAGUNG – Masih belum meredanya Covid-19 di tanah air membuat PT Kereta Api Indonesia (KAI) memberlakukan vaksin booster atau vaksin ketiga sebagai syarat perjalanan jarak jauh. Kebijakan ini akan diberlakukan sejak 17 Juli di seluruh stasiun. Sementara itu, masyarakat Tulungagung masih 85 persen yang telah melakukan booster.
Manajer Humas Daop 7 Madiun, Ixfan Hendriwintoko mengatakan, pemberlakuan vaksin booster sebagai syarat perjalanan jarak jauh itu nantinya berlaku mulai tanggal tersebut. Namun, pihaknya telah menyosialisasikan kebijakan itu jauh-jauh hari agar calon penumpang dapat mempersiapkan diri. Dengan begitu, tidak kaget dan tidak ada alasan untuk melanggar ketertiban jika ada kebijakan baru. “Kebijakan ini sesuai Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 72 Tahun 2022 tentang Perjalanan Dalam Negeri dengan Perkeretaapian pada Masa Pandemi Covid-19 yang terbit 8 Juli lalu. Kami hanya mematuhi kebijakan dari pusat,” ujar.
Dia melanjutkan, jika calon penumpang masih melakukan vaksin kedua, maka harus menunjukkan hasil negatif rapid test antigen 1×24 jam. Jika masih vaksin pertama harus menunjukkan hasil negatif tes PCR 3×24 jam. Namun, penumpang anak-anak tidak wajib menunjukkan bukti vaksin.
Sedangkan untuk KA lokal tidak ada masalah, karena minimal melakukan vaksin dosis pertama dan tidak harus menunjukkan bukti rapid test antigen. Bahkan, PT KAI melihat banyak penumpang di KA lokal yang mulai lepas masker di dalam kereta. Syukurnya, hingga kini KA lokal masih aman dan tidak ada hal yang membahayakan. “Kami masih memberlakukan peraturan lama, sambil menunggu pelaksanaan regulasi baru. Pelanggan yang tidak melengkapi persyaratan akan ditolak untuk berangkat dan dipersilakan membatalkan tiket perjalanannya,” terangnya.
Dia menambahkan, KAI juga menyediakan gerai vaksin di Stasiun Madiun. Kemudian, pada KAI Daop 8 ada di Stasiun Pasar Turi, Stasiun Gubeng, dan Stasiun Malang, sedangkan untuk tes antigen terdapat di hampir semua Stasiun Daop 7 Madiun dengan harga Rp 35 ribu.
Sementara itu, mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sayid Ali Rahmatullah (SATU) Tulungagung Ibnu Haswi Koni mengaku bahwa kebijakan ini dinilai tepat. Itu karena dia telah lama melakukan vaksin booster sehingga tidak keberatan dengan kebijakan tersebut.
“Saya ini akan pulang ke Jakarta dan sering bolak-balik ke Tulungagung. Vaksin booster itu harus karena mengingat kasus Covid-19 di Jakarta sepertinya mulai melonjak kembali. Apalagi, vaksin booster ini juga buat jaga daya imun,” ungkapnya. (jar/c1/din)