KOTA BLITAR – Pengunjung Makam Bung Karno (MBK) membeludak saat momen libur Natal. Ada kenaikan sampai 50 persen atau mencapai 2.000 pengunjung dibanding dengan momen Natal tahun lalu. Sebab, saat itu masih dalam masa pandemi Covid-19.
Juru kunci Makam Bung Karno, Juni Purnomo mengatakan, jumlah pengunjung saat libur Natal mengalami banyak kenaikan. Pada hari biasa, jumlah pengunjung sekitar 500 hingga 800 pengunjung. Ketika akhir pekan mencapai 1.500 pengunjung.
Namun, pada momen libur Natal meningkat sampai 2.000 pengunjung. Peningkatkan itu diprediksi terjadi hingga momen Tahun Baru 2023. “Mungkin karena sekarang sudah lebih longgar. Tak ada pembatasan,” ujarnya kemarin (27/12).
Mayoritas pengunjung berasal dari lokal Jawa Timur (Jatim). Namun, banyak juga pengunjung dari luar Jatim. Di antaranya, ada dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, hingga Sumatera. “Biasanya mereka yang dari luar Jatim datang bersama rombongan,” katanya.
Untuk mengantisipasi adanya kasus Covid-19, jelas dia, pihaknya melakukan pembatasan di area pusara Makam Bung Karno. Sebab, harus diketahui bahwa kasus Covid-19 yang melandai ini belum tuntas. Jumlah yang masuk ke area pusara hanya dibatasi sebanyak 120 pengunjung.
Dengan pengaturan, separo pengunjung di sisi kanan dan separo di sisi kiri agar tidak bergerombol. “Kalau lebih dari itu harus menunggu dulu di halaman,” lanjutnya.
Di sisi lain, banyaknya pengunjung menjadi kendala bagi petugas. Sebab, terkadang masih ada pengunjung yang nekat menerobos. Banyaknya pengunjung tersebut tidak diimbangi dengan jumlah petugas. “Tenaga kami terbatas. Jadi, kami mengawasi di pintu masuk, area pusara, dan imbauan jarak jauh sesekali,” akunya.
Salah satu pengunjung dari Bondowoso, Wenti Sulis Winarti mengaku kagum dengan perkembangan wisata MBK. Pasalnya, dia terakhir datang saat 37 tahun lalu.
Menurutnya, banyak perubahan di wisata kebanggaan Kota Blitar itu. MBK telah menjadi rujukan wisata bersejarah dan menjadi ikon Kota Blitar. Meskipun begitu, dia menyayangkan ada beberapa fasilitas yang tidak enak dipandang mata karena rusak. “Mungkin perawatan sarana dan prasarana perlu ditingkatkan,” tandasnya. (mg1/c1/sub)