KOTA, Radar Trenggalek – Sektor usaha menjadi salah satu tonggak untuk mempercepat pemulihan kondisi ekonomi masyarakat di tengah Covid-19. Namun dalam jangka panjang, para pengusaha perempuan bisa menjadi agen untuk menekan angka stunting.
Wakil Bupati Trenggalek Syah Muhamad Natanegara mengaku, program 5 ribu pengusaha perempuan atau femalepreneur menjadi cita-cita pemkab. Di tengah perjalanannya, banyak stakeholder lain yang antusias memunculkan pengusaha baru, semisal Jadi Pengusaha Mandiri (JAPRI).
Menurutnya, dari program itu tercatat sebanyak 64 persen atau 1.571 perempuan muda yang mendapatkan peningkatan kapasitas pascapelatihan. Di antaranya, ada 389 pengusaha sudah punya legalitas usaha serta 1.267 perempuan muda membuka usaha baru sehingga pendapatan meningkat. “Ada sebanyak 2.468 wirausahawan baru yang terintervensi program JAPRI,” ucapnya.
Diakuinya, gender perempuan adalah agen yang dapat menekan angka stunting. Beranjak dari survei menyebutkan, sebagian besar dari penghasilan kaum perempuan akan kembali untuk kebutuhan keluarga. “Berdasarkan survey, bila perempuan berpenghasilan maka sebagian besar penghasilannya akan dikembalikan untuk perbaikan gizi dan pendidikan keluarga, ini menjadi tujuan,” tegasnya.
Tak jauh beda, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin membenarkan, visi menciptakan 5 ribu pengusaha perempuan itu dapat meningkatkan kemampuan pemkab menjadi semakin berdaya dan naik kelas. Namun menurutnya, inisiasi dari program itu harus lebih konsisten, agar skala bisnis dari para pengusaha perempuan Trenggalek bisa lebih meningkat.
“Ketika ibu-ibu itu makin berdaya, otomatis anak-anaknya juga mendapat fasilitas pendidikan yang memadai. Tentunya, makin memadainya fasilitas pendidikan itu akan berdampak positif terhadap generasi muda masa depan. Dan, Kabupaten Trenggalek menjadi lebih berkualitas,” jelasnya.(tra/c1/rka)