KABUPATEN BLITAR – Untuk memberikan edukasi kepada masyarakat soal pentingnya memahami risiko stunting dan perlunya program Keluarga Bencana (KB), BKKBN RI menggelar Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja. Kegiatan ini berlangsung lancar di Balai Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, pada Minggu (3/4) dengan prokes ketat.
Anggota DPR RI Komisi IX, Nurhadi mengaku kagum dengan program tersebut. Sebab, bukan hanya mampu memberikan pemahaman stunting, pasangan muda juga lebih mengerti soal pentingnya KB. Itu, kata Nurhadi, juga bisa mengendalikan jumlah penduduk dan membuat keluarga kian harmonis.
“Diharapkan nanti lahir bayi-bayi yang sehat dan tanpa stunting, bayi yang kerdil karena pertumbuhannya tidak normal,” jelasnya.
Dalam keterangannya, Nurhadi mengapresiasi antusiasme masyarakat Kabupaten Blitar. Sebab, ini berkaitan langsung dengan bagaimana menumbuhkan generasi cerdas di masa mendatang. Selain itu, sosialisasi itu juga bisa menekan angka pergaulan bebas di tengah era globalisasi.
Dia menyebut, tumbuh kembang bayi juga sangat bergantung pada situasi dan kondisi yang dialami oleh orang tua. Pasalnya, keluarga menjadi lingkup terpenting selain sekolah untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak. “Sangat perlu, terutama menanamkan nilai-nilai keagamaan terhadap anak sedini mungkin. Karena menjadi salah satu pendukung penting untuk menjalankan program ini,” ujarnya.
Di samping itu, Koordinator Bidang ADPIN, Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Sofia Hanik mengatakan, keinginan mencetak keluarga sejahtera sangat dipengaruhi tentang pemahaman kapan harus menggunakan alat kontrasepsi. Dia menilai, apabila seorang ibu tengah mengandung, asupan makanan harus bergizi untuk menyuplai nutrisi bayi. “Selain itu, untuk 6 bulan pertama pakai ASI eksklusif tanpa ada tambahan. Karena sel-sel otak anak terbentuk pada usia bayi sampai 2 tahun, sebesar 80 persen,” ungkapnya.
Kepala DPPKBP3A Kabupaten Blitar, Herman Widodo berpesan kepada pasangan muda atau tua agar mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Sebab, untuk ibu hamil, itu sangat berbahaya bagi mental dan perkembangan janin. Sementara untuk anak, bisa membuat tekanan batin.
Menurut dia, komunikasi antaranggota keluarga sangat diperlukan untuk membangun situasi yang harmonis. Salah satu faktor penentu adalah dari segi keagamaan. Jika keluarga terus berada dalam pemahaman religius, maka stabilisasi kebahagiaan dalam rumah tangga akan semakin terpupuk. “Keluarga sebagai tempat perlindungan, tempat sosial budaya, dan sebagai tempat ekonomi. Penting untuk anak,” tuturnya.
Di akhir acara, Nurhadi membagikan sejumlah hadiah yang diundi untuk partisipan. Di antaranya, kupon belanja, setrika, kompor gas, dan TV ukuran 22 inch. (mg2/c1/ady).