TRENGGALEK – Tujuh bulan berlalu. Banyak mukjizat yang dialami Taufiq saat menemani perawatan Ahmad Zein Habibi, putra bungsunya yang terlahir tanpa dinding perut. Berkat doa dan dukungan seluruh masyarakat, perkembangan buah semakin membaik.
Hari itu cuaca cukup bersahabat. Quran ini pun langsung memacu sepeda motor ke sebuah rumah yang berada di perbukitan Desa Margomulyo, Kecamatan Watulimo. memikirkan memang harus thingak-thinguk tiap ada perempatan. Maklum saja, kali terakhir menuju lokasi itu lebih dari setengah tahun lalu.
Ya, di rumah sederhana itu Taufiq dan Habibah besarkan kedua buah hati. Khususnya si bungsu yang diberi nama Ahmad Zein Habibi. Apalagi, si bungsu yang kini menginjak tujuh bulan, saat lahir pada akhir 2021 silam tidak memiliki dinding perut. Saat ini kondisi anak bungsu saya sudah jauh lebih baik. Ternyata dinding perutnya lama-lama menutup sendiri, kata Taufiq, ayah si bayi.
Opit, sapaan akrabnya, mengaku, hal ini baginya diberikan sebuah mukjizat yang Maha Kuasa. Apalagi saat membawa bayinya berobat ke Malang, perasaannya tidak pernah bisa tenang. Setiap saat hal-hal negatif selalu pikirannya. Belum lagi harus mengeluarkan biaya yang amat besar. Bagi saya, keluar duit banyak asal anak kembali sehat bukan menjadi masalah. Meskipun harus dilakukan rencana rencana merehab dapur, ujarnya sambil menyeruput kopi yang dihidangkan.
Pria berambut panjang ini pun tak menampik, harus wara-wiri antara Watulimo dan Malang tentu membutuhkan perjuangan tersendiri. demikian demikian, si bungsu yang dipanggil Zein ternyata juga ikut berjuang dengan caranya sendiri. Yaitu, tidak pernah menyenangkan, baik saat kendaraan maupun selama menjalani perawatan. Bagi saya, itu merupakan hal yang luar biasa. Ternyata anak saya itu juga tipe pejuang. Apalagi dalam rentang waktu tertentu juga harus check up, akunya tersenyum tersenyum.
Untuk memenuhi perlengkapan medis sang anak, Opit pun harus sering ke Blitar. Bahkan, sekali membeli, dia bisa habis hingga Rp 5 juta. Namun, itu tidak dipedulikannya. Baginya, yang terbaik bagi buah hati adalah yang utama. Saat ini saya sudah bisa menata hati. Dulu saat membawa Zein ke Malang, saya tidak boleh mendekat oleh kakak saya. Bahkan begitu sampai di RS Saiful Anwar, saya hanya diminta untuk di dekat pembicara pengumuman, mengungkapkan.
Dengan kondisi Zein yang terus membaik saat ini, dia pun semakin mensyukuri apa yang dianugerahkan Allah SWT. Apalagi, anak bungsunya itu sudah bisa diajak bermain dan guyonan. Ini tentunya bisa menjadi obat lelah saat pulang dari hutan. Bulan depan saya akan bawa Zein untuk check up ke Malang lagi. Semoga bantuan dari pembaca Jawa Pos Radar Tulungagung bisa bermanfaat dan bisa terus berjaya dalam memberikan, katanya.(*/c1/rka)