Saturday, May 28, 2022
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Peristiwa
  • Hukum dan Kriminal
  • Sosok
  • Pendidikan
  • Life Style
  • Sport
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Home Headline
Pernah Dibangun di Sekitar Pasar Wage, Kelenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung Kini Berusia 156 Tahun

SERBA MERAH: Gemerlap lampion di TTID Tjoe Tik Kiong Tulungagung menjelang perayaan Imlek 2022. (MUKHAMAD ZAINUL FIKRI/RATU)

Pernah Dibangun di Sekitar Pasar Wage, Kelenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung Kini Berusia 156 Tahun

February 1, 2022
in Headline, Tulungagung
0

TULUNGAGUNG – Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Tjoe Tik Kiong merupakan tempat paling penting pada perayaan Imlek. Sebab di tempat inilah masyarakat Tionghoa memohon keselamatan dan mengungkapan rasa syukur serta harapan akan rezeki pada tahun yang akan dilewati.

Mengulik terkait bangunan TITD atau kelenteng ini bisa disebut salah satu bangunan cagar budaya di Kota Marmer. Bangunan dengan arsitektur kuno khas Tiongkok dan berwarna merah ini memiliki usia lebih dari 156 tahun. Tahun ini diketahui dari tahun revitalisasi TITD Tjoe Tik Kiong. Itu artinya, TITD Tjoe Tik Kiong sebenarnya dibangun jauh sebelum tahun 1866.

“Dibangun di sini (Jalan WR. Supratman Nomor 10, Kampungdalem, Red) itu tahun 1866. Nah sebelum itu kelenteng ini pernah berdiri di sekitar pasar Wage sana,” kata Bioma atau pelayan umat di TITD Tjoe Tik Kiong, Tjio Jin Jin, kemarin.

Dia menjelaskan, ada banyak alasan pengurus memindah kelenteng di posisi sekarang. Yakni dinilai lebih strategis dan juga lebih luas yaitu berdiri di lahan sekitar 6000 meter persegi. Selain itu, bangunan kelenteng ini bisa menghadap langsung ke arah Sungai Ngrowo. Di mana di balik posisi itu, ada makna simbolisnya dalam keyakinan orang Tionghoa.

Yaitu, Dewa yang dipuja, Mak Co merupakan Dewi Pelindung Lautan dan pelindung dari etnis Tiongkok di wilayah selatan serta imigran di Asia Tenggara. Sehingga, warga Tionghoa meyakini dengan menghadap sungai, Mak Co akan memberikan keselamatan bagi umatnya.

“Untuk detailnya tahun berapa di pasar Wage saya belum bisa menyebutkanya. Namun yang pasti, kelenteng ini dibangun untuk keperluan peribadatan masyarakat Tiongkok yang datang ke Tulungagung,” tuturnya.

Tjio Jin Jin yang juga memiliki nama Rini Setiawati ini bercerita awal kelenteng Tjoe Tik Kiong pernah kebanjiran. Karena lokasi kelenteng dulunya rawa. Oleh sebab itu, pihak pengurus melakukan revitalisasi dengan meninggikan dasar bangunan setinggi 2 meter.

Bahkan untuk mengenang sejarahnya, ditandakan pada gerbang depan Shan men berupa dua ekor ikan berkepala naga saling berhadapan yang mengapit Huo Zhu yang merupakan mutiara bola api milik Sang Buddha. Selain itu juga menambah hiasan ikan di tepinya, yang menunjukkan bahwa di tempat kelenteng berdiri dulunya terdapat banyak ikan.

“Semua ornament ini asli dari Tiongkok. Termasuk ornament di dalam, seperti naga hingga burung phoenix serta lukisan dinding menceritakan sejarah Sidartha Gautama, yang merupakan pengembara dan menyebar ajaran agama Budha juga asli dari sana,” terangnya.

Wanita itu menjelaskan TITD Tjoe Tik Kiong memiliki beberapa ruang persembahyang. Dimulai dari depan, akan disambut tempat membakar hio lengkap dengan lilin (berbagai ukuran). Bahkan diruang pertama ini disambut berbagai ornament menarik, yakni di bagian tengah terdapat pagoda yang diiringi oleh dua Huo Zhu dan dua Xing Long (naga berjalan).

Di situ pula terdapat sebuah altar yang merupakan tempat sembahyang kepada Hok Tek Tjeng Sien (Dewi Bumi) dan Ka Lam Ya (Malaikat Pintu versi Budha). Ka Lam Ya terletak di daun pintu bersama Wie Tho. Ka Lam Ya sendiri digambarkan sebagai sosok berpakaian perang dengan membawa kampak, sedangkan Wie Tho digambarkan sebagai sosok berpakaian perang dengan membawa gada penakluk iblis.

“Keduanya ini sama-sama pelindung bangunan suci,” katanya.

Selanjutnya, ruang kedua berada di bagian tengah. Di ruang tersebut biasa dilakukan untuk sembahyang kepada Kwan She Im Pho Sat (Dewi Welas Asih), Kong Tek Cun Ong (Raja Mulia yang memberi berkah berlimpah) dan Co Su Kong (Dewa yang berwajah hitam dari Cadas Air Jernih). Sedangkan, ruang ketiga terletak di bagian belakang merupakan tempat kebaktian. Di tempat inilah yang menjadi altar utama dari Dewa Mak Co.

“Di sini juga ada banyak patung dewa milik umat. Namun sebelum dititipkan sini, harus minta izin dulu pada para dewa dengan Pa Pue,” tuturnya.

Perempuan berambut sebahu ini menyebut kelenteng Tulungagung termasuk tertua. Bahkan warga Tionghoa yang beribadah di TTID Tjoe Tik Kiong bukan hanya asal Tulungagung, melainkan ada dari Trenggalek dan Blitar.

“Meski perayaan tahun ini sederhana, namun diharapkan tidak mengurangi khidmat perayaan Imlek tahun ini. Semoga tahun macan air ini memberi keberuntungan dan keselamatan,” tandasnya. (lil/din)

 

Tags: imlek tulungagungkabupaten tulungagungkelenteng tjoe tik kiongkelenteng tulungagungkota tulungagungperistiwa tulungagungradar mataramanradar tulungagungtulungagungtulungagung hari initulungagung update
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Mantan Calon Bupati Tulungagung Margiono Wafat di RSPP Modular Jakarta

Next Post

Baju Cheongsam Diburu Kaum Perempuan Tionghoa

Related Posts

Muhammad Rifa’i Dilantik Jadi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar

Waduh, Jawaban Siswa saat USBK Tidak Terkirim, Ini Penyebabnya

by Radar Blitar Jawa Pos
28 May 2022
0
151

KABUPATEN BLITAR - Puluhan peserta ujian sekolah berbasis komputer (USBK)...

“Harus Cerdas, Cermat dan Cepat” Pesan Bupati Tulungagung Dalam Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Pejabat

“Harus Cerdas, Cermat dan Cepat” Pesan Bupati Tulungagung Dalam Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Pejabat

by admin
27 May 2022
0
431

TULUNGAGUNG - Bupati Tulungagung melantikan dan mengambil Sumpah/Janji 140 pejabat,...

Kreativitas Aris Mujawat, Warga Blitar Ubah Barang Bekas Jadi Berkelas

Ini Alasan Petani Blitar Keberatan Subsidi Pupuk Dihapus

by Radar Blitar Jawa Pos
27 May 2022
0
662

KABUPATEN BLITAR - Kebijakan pemerintah pusat menghapus subsidi pupuk membuat...

Load More
Next Post
Pernah Dibangun di Sekitar Pasar Wage, Kelenteng Tjoe Tik Kiong Tulungagung Kini Berusia 156 Tahun

Baju Cheongsam Diburu Kaum Perempuan Tionghoa

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

2 Tahun Vakum, Trenggalek Soccer League Digelar tanpa Penonton

2 Tahun Vakum, Trenggalek Soccer League Digelar tanpa Penonton

4 months ago
219
Hei Warga Trenggalek, Kesehatanmu Lho!  Musim Hujan, Konsumsi Makanan Hangat

Ricky Bobby, Chef Asal Pakel Tulungagung yang Kondang di Amerika

6 months ago
3.3k

Popular News

    Facebook Instagram Twitter Youtube

    Radar Tulungagung

    Jawa Pos Radar Tulungagung adalah media yang memiliki 4 wilayah edar yaitu Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar dan Trenggalek.

    Category

    Currently Playing

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Index Berita
    • Berita Daerah
      • Tulungagung
      • Blitar
      • Trenggalek
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
    • Sosok
    • Pendidikan
    • Life Style
    • Sport

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital