Thursday, August 11, 2022
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Up To Date
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
  • Pendidikan
  • Politik
  • Sportainment
    • Sport
    • Life Style
  • Sosok
  • Litera
    • Opini
    • Literasi
  • Home
  • Index Berita
  • Berita Daerah
    • Tulungagung
    • Blitar
    • Trenggalek
  • Up To Date
    • Peristiwa
    • Hukum dan Kriminal
  • Pendidikan
  • Politik
  • Sportainment
    • Sport
    • Life Style
  • Sosok
  • Litera
    • Opini
    • Literasi
No Result
View All Result
Radar Tulungagung | Semakin Dekat dengan Pembaca
Home Headline
Perspektif Puteri Pemberdayaan Perempuan terhadap “FEMINISME”

Perspektif Puteri Pemberdayaan Perempuan terhadap “FEMINISME”

by Anggi Septian Andika Putra
05 Jan 2022
in Headline, Opini
0

BLITAR – Tidak sedikit orang yang masih berpikir bahwa gerakan feminisme adalah gerakan yang mengerikan, perempuan yang jahanam, perempuan barat, perempuan yang tidak religius, dan sebagainya.

Mengingat, karena kali pertama munculnya gerakan ini memanglah dari barat. Maka dari itu, banyak kontra yang terjadi apalagi saat gerakan ini baru memasuki wilayah Indonesia, karena kita tahu mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim dan ajaran feminisme awalnya dipandang bertolak belakang dengan ajaran Islam.

Sebelum mengarah pada pro dan kontranya, kita harus paham terlebih dulu mengenai posisi dan makna dari feminismee yang sebenarnya. Feminismee adalah sebuah posisi politis, feminisme tidak ada hubungannya sama sekali dengan atribut biologis, jadi dapat disimpulkan bahwa seorang feminis itu bisa perempuan atau laki-laki.

Mengapa? Karena tujuan yang digemborkan selama ini adalah untuk mendapatkan kesetaraan gender.

Nah, pengertian gender inilah yang menjadi poin penting dan perlu digarisbawahi. Gender, adalah sebuah hal yang jauh lebih kompleks daripada hanya sekadar “Perempuan itu Feminim dan laki-laki itu Maskulin”, gender lebih mengacu pada karakteristik seseorang yang dibentuk oleh lingkungan masyarakat tempat manusia itu tumbuh, alias bersifat kultural. Jadi, gender berbeda dengan atribut biologis.

Gerakan feminismee mempunyai tiga jenis/gelombang yang umum dikenal masyarakat luas. Feminisme yang liberal, radikal, dan post-modern. Tapi, yang perlu dipahami di sini adalah tiga gelombang feminisme terilustrasi tidak linear, melainkan sirkular atau membentuk sebuah sirkulasi yang saling berhubungan dan dapat terjadi pada ruang yang sama.

Ya, kita liberal karena kita ingin sekolah dan ingin ada kesamaan di depan hukum. Ya, kita radikal karena kita bicara tentang hak-hak reproduksi.

Pada saat yang sama, kita juga post-modern karena kita berbicara tentang tidak ada yang salah menjadi seorang perempuan yang mempercantik dirinya dengan berdandan. Namun pada the grandmother of feminisme atau feminismee yang terdahulu, mereka menghindari berdandan karena dengan dandan menjadi feminim pada waktu itu akan ditandai sebagai kelemahan.

Maka dari itu, post-modern akhirnya mereklame adanya hak untuk tidak seperti the grandmother of feminisme.
Dalam satu aliran feminismee, ada banyak pemikiran yang berbeda. Contoh, dalam konteks feminisme radikal, di satu aliran berpikiran bahwa reproduksi perempuan itu adalah kekuatan perempuan yang artinya jangan sampai dialihkan ke tempat yang lain.

Namun, pada pemikiran yang berbeda lagi berpikir bahwa reproduksi perempuan itu adalah kelemahan perempuan karena perempuan hamil lalu jadi ibu maka dia akan susah gerak. Padahal, dua pemikiran yang bertolak belakang ini terjadi pada aliran yang sama.

Namun yang menarik adalah, biar saja bertengkar atau terus ada pro dan kontra karena bertengkar menjadi penting supaya teori tetap hidup, kalau kita tidak bertengkar maka tidak akan ada lagi teori yang hidup dalam konteks feminisme ini.

Maka dari itu, saya Anggun Elsa Mayanti sebagai Puteri Pemberdayaan Perempuan Indonesia menyimpulkan bahwa gerakan sosial feminisme harus tetap ada dan terus dikampanyekan.

Lalu, kapan feminisme berakhir? Gerakan feminisme akan berakhir saat tidak ada lagi isu kekerasan atau pelecehan seksual yang terjadi, karena saat ini kasus kekerasan atau pelecehan seksual masih sangat memprihatinkan.(*)

Tags: blitarblitar hari iniblitar updatekabupaten blitarkota blitarperistiwa blitarradar blitarradar mataraman
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Tenang, Biaya Layanan Kesehatan Warga Kurang Mampu Blitar Siap Ditalangi CSR

Next Post

Fraksi PARI Enggan Jadi Ketua, Kursi Bapemperda Trenggalek Tak Bertuan

Related Posts

Ya Allah, Lamanya Menunggu Bantuan Seragam Gratis

by Radar Blitar Jawa Pos
11 Aug 2022
0
5

KOTA BLITAR - Siswa baru tahun ajaran 2022/2023 harus lebih sabar...

Waduh, Obat PMK Langka

by Radar Blitar Jawa Pos
11 Aug 2022
0
5

KOTA BLITAR - Tak hanya vaksinasi, butuh ribuan botol obat untuk...

600 Pemegang Sertifikat Lurug PTUN Surabaya, Mengapa?

by Radar Blitar Jawa Pos
10 Aug 2022
0
34

KOTA SURABAYA - Ratusan pemegang sertifikat tanah bekas Perkebunan Karangnongko Desa...

Load More
Next Post
Fraksi PARI Enggan Jadi Ketua, Kursi Bapemperda Trenggalek Tak Bertuan

Fraksi PARI Enggan Jadi Ketua, Kursi Bapemperda Trenggalek Tak Bertuan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recommended

JPU Hadirkan Tujuh Saksi dalam Sidang Kasus Korupsi Hibah Pokmas Kesamben

9 hours ago
4

Ingin Dekat dengan Masyarakat, Aiptu Guritno Nyambi Dalang hingga Dirikan Masjid

1 month ago
237

Popular News

    Facebook Instagram Twitter Youtube

    Radar Tulungagung

    Jawa Pos Radar Tulungagung adalah media yang memiliki 4 wilayah edar yaitu Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar dan Trenggalek.

    Category

    Currently Playing

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Index Berita
    • Berita Daerah
      • Tulungagung
      • Blitar
      • Trenggalek
    • Up To Date
      • Peristiwa
      • Hukum dan Kriminal
    • Pendidikan
    • Politik
    • Sportainment
      • Sport
      • Life Style
    • Sosok
    • Litera
      • Opini
      • Literasi

    © 2022 PT Tulungagung Intermedia Digital