TULUNGAGUNG – Kini kebutuhan kesehatan mental lewat psikolog tidak harus dengan tarif mahal. Pasalnya Khilman Rofi Azmi memiliki aplikasi Myconselor yang menghubungkan psikolog dan klien secara gratis.
Kini kesehatan mental menjadi bagian penting bagi dan banyak dibutuhkan banyak orang. Bahkan jika konsultasi ke psikolog harus siap-siap merogoh uang saku yang dalam. Namun tidak usah khawatir, karena salah satu putra Tulungagung bernama Khilman Rofi Azmi memiliki solusi itu.
Dia memiliki aplikasi yang menghubungkan para psikolog dengan klien secara daring dan dilayani secara gratis. Aplikasi tersebut bernama Myconselor yang dapat diakses di Playstore dan sosial media (medsos) Instagram. Dia membuat aplikasi itu karena resah banyak orang yang butuh penanganan ke psikolog namun harus membayar dengan tarif yang tinggi dan orang desa jarang yang dapat mengakses layanan kejiwaan.
“ Sebenarnya ide ini sudah ada sejak 2016 akhir, lalu saya mulai membuat konsep pada tahun 2017. Hingga akhirnya aplikasi Myconselor ini dapat launching 2021 lalu. Aplikasi ini ada karena saya berpikir mulai banyak yang peduli dengan kesehatan mental,” ujar laki-laki yang juga sebagai dosen bimbingan konseling di IAIN Kudus.
Azmi, sapaan akrabnya, juga ingin mengubah stigma masyarkat, bila orang yang berkonsultasi dengan psikolog bukan orang gila. Melainkan orang yang mengobati kesehatan jiwanya, sehingga dapat membuat mereka lebih peduli dengan kejiwaanya. Dia kini memandang bayak anak muda yang mengeluhkan insecure, insomenia hingga overthingking, sehingga kesehatan mental ini penting.
Namun aplikasi ini berbasis di Kudus, karena Azmi masih domisili di kota tersebut, namun untuk konseling daring dapat diakses hingga tidak terbatas. Bahkan pekerja migran Indonesia (PMI) di Taiwan dan Hongkong juga dapat mengaksesnya, bahkan tahun ini menjadi klien. “Hingga kini ada 22 psikolog, terdiri psikolog klinis 2, psikolog ilmuan ada 6 dan sisanya konselor atau BK seperti saya. Sampai sekarang terdapat 3.500 klien seluruh Indonesia dan beberapa klien dari PMI Hongkong dan Taiwan, mereka nyaman konseling lewat daring,” terangnya.
Uniknya, aplikasi ini kejiwaan ini terdapat fitur SOS Call, selain pendampingan psikolog dan bimbingan kelompok. SOS CALL sendiri merupakan sistem kegawatdaruratan kesehatan mental yang membantu orang-rang yang mengalami gangguan secara mendadak. Dia juga telah melakukan kerjasama dengan beberapa puskesmas di Kudus. Sehingga jika ada panggilan SOS Call, akan langsung terjun ke lokasi melakukan pertolongan pertama dan membawanya ke puskesmas ditangani oleh psikolog.
Namun peminat SOS CALL tidak sebanyak konseling. Peminat SOS masih dapat dihitung jari, karena yang memakai masyarakat sekitar Kudus, seperti Pati, Demak, dan Semarang. Lalu, layanan ini siap aktif 24 jam untuk kesigapan orang yang mengalami darurat kejiwaan. “Kebanyakan peminat fitur SOS Call, usianya 13 hingga 15 dan 25-30 tahun. Permasalahan yang muncul karena stres seperti akademik, apalagi ketika pandemi jumlahnya tinggi. Bahkan sampai depresi hingga ada klien yang ingin bunuh diri,” tandasnya.
Dari 23 psikolog dan konselor, terbanyak klien yang ditangani yakni mantan pasien dari rumah sakit jiwa (RSJ). Sehingga banyak yang mereka tangani orang-orang yang hampir bunuh diri dan terkena skrezofenia, lalu meminta konseling lewat Myconselor. Bahkan mereka juga nyaman untuk konseling lewat plafrom Zoom atau Google Meet.
Beberapa anak juga menjadi klien mereka dengan kasus bullying, bahkan ada salah satunya sampai keluar sekolah. Hingga tidak ingin ketemu lagi dengan teman-teman dan tidak mau sekolah lagi. Sehingga baginya bullying membuat harga dirinya hilang dan membuatnya depresi. Klien ini berasal dari Jakarta yang terkenal tinggi kasus bullying. Akhirnya karena konseling dengan psikolog, klein ini bisa sembuh dalam beberapa bulan yang lalu dan menemukan jati dirinya.
“Ada pula klien yang ingin berdonasi namun belum ada uang, dia menjanjikan beberapa hari kemudian. Hal itu Karena mereka merasa bersyukur dengan bantuan di konseling ini dan merasa sangat membantunya,” tuturnya.
Dia menceritakan klien luar negeri yakni PMI bila mereka tahu dari Instagram dan diarahkan ke aplikasi. Itu terjadi tahun ini, para PMI itu memiliki masalah yang berat seperti, stres pekerjaan, penundaan gaji, dan perilaku dari majikan membuat tidak nyaman. Ada juga cerita perihal dokter yang menerima perilaku pelecehan seksual, langsung ditangani oleh konselor dan kini sembuh.
Sebagai founder, dia dibantu oleh enam karyawan yang diambil dari mahasiswanya sendiri. Lewat timnya, juga mengkampanyekan kesehatan mental dari medsos. Meskipun konseling ini, pihaknya juga membuka donasi dengan seikhlasnya. Dampaknya aplikasi ini sering mendapatkan testimoni yang baik dari klien.
Menariknya, aplikasi Myconselor ini mendapatkan beberapa kejuaran dalam bidang inovasi nasional dan internasional. Seperti kejuaran yang diadakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) dan inovasi tingkat internasional yang diterimanya di Kota Padang. “Saya memiliki keingin SOS Call dapat seperti Public Safety Center yang dimiliki oleh RSUD dr Iskak dan nantinya jika buat layanan ini di Tulungagung bisa koneksi dengan rumah sakit,” pungkasnya. (*/din)