KOTA BLITAR – KOTA BLITAR -atlet yang bakal turun di Porprov ke-VII Jatim bulan ini, jajaran pengurus Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Kabupaten Blitar belum bisa menggelar program pemusatan latihan secara kolektif atau training center. Opsi monitoring atlet di masing-masing sasana pun jadi alternatif.
Pelatih Pertina Kabupaten Blitar, Yuli Purnomo mengatakan, opsi ini memang jadi pilihan terakhir usai induk cabor memastikan ada kendala yang kentara selama melakoni persiapan sejak di penghujung tahun lalu. Yaitu, soal akomodasi atlet. “Sudah kita sampaikan bahwa kendala utama kita ada di akomodasi dan akses atlet ke lokasi pelaksanaan pemusatan latihan,” tegasnya.
Selain membuat induk cabor urung menggelar pemusatan latihan secara kolektif, kondisi ini juga membikin agenda persiapan terakhir jelang porprov menjadi cukup ringkas. Pasalnya, para atlet proyeksi porprov terpaksa harus kembali “dititipkan” kepada pihak klub atau sasana dimana atlet biasa berlatih.
“Sampai pekan terakhir persiapan, kebijakan ini yang kita pilih untuk memberi pelatihan kepada atlet porprov kita. Jadi, materi latihan kita sampaikan kepada pelatih di masing-masing sasana. Selanjutnya, atlet digembleng sesuai dengan porsi dan materi latihan yang kita sampaikan sebelumnya,” ujarnya.
Meski harus melakoni persiapan secara terbatas, Yuli mengaku, jika anak asuhnya punya kesiapan mental, skill dan teknik yang cukup. Terlebih, cabor tinju adalah jenis olahraga individual. Sehingga, memberi program latihan di masing-masing sasana dirasa masih cukup relevan untuk mengatrol performa para “tukang jotos” saat naik ring di porprov akhir bulan ini. “Lebih baik latihan kolektif. Tapi kalaupun tidak bisa latihan kolektif saya rasa dampaknya tidak seperti cabor permainan kolektif,” tegasnya.
Pertina Kabupaten Blitar bakal mengirim tujuh atlet di porprov. Ketujuh atlet bakal turun di dua kategori berbeda. Yakni, kategori junior dan senior elit. Rinciannya, lima atlet junior turun di kelas 48 kilogram (kg) dan 54 kg. Lalu, lima atlet senior elit bakal turun di kelas 48 kg, 51 kg, 54 kg, 60 kg, dan 63 kg.
“Semua berpotensi membawa pulang medali. Tapi, harus diakui jika salah satu atlet kita di kategori senior elit di kelas 48 kg punya potensi paling besar. Karena dia yang selalu kita jagokan di berbagai ajang kejuaraan tingkat regional hingga nasional dalam beberapa tahun terakhir,” bebernya. (dit/ady)